Page 392 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 392

"Pemerintah akan membayarkan dua kali karena kita ingin memastikan daya beli dan konsumsi
              tetap terjaga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga dan keempat," ujar
              Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah dalam keterangan resminya, Jumat (Detik.com 7/8/2020)
              Bantuan ini tentu saja disambut antusias oleh para penerima. Ketika keadaan pandemi saat ini
              apa pun bentuk bantuan yang diberikan sangat berarti. Namun, benarkah bantuan BLT bagi
              pekerja swasta ini sudah tepat sasaran?  Mengingat saat ini tengah terjadi gelombang PHK besar-
              besaran ditengah pandemi virus corona.

              "Laporan (PHK) ini masih terjadi, masih saya terima. Ini yang seharusnya segera ditanggulangi,"
              ucap  Putih  Sari  aggota  Komisi  IX  DPR  RI.  (Pikiran  Rakyat.  Com  10/8/2020)    Pekerja  yang
              terdampak PHK serta pekerja harian ini seharusnya lebih membutuhkan BLT dari pemerintah.

              Masyarakat dengan gaji mendekati Rp 5 juta tidak masuk kategori penduduk miskin.

              Penduduk  dengan  penghasilan  di  kisaran  Rp  5  juta  akan  cenderung  menggunakan  bantuan
              tersebut untuk ditabung ketimbang dibelanjakan.
              Sedangkan masyarakat miskin dan yang terdampak PHK serta Covid-19 sangat membutuhkan
              bantuan saat ini. Memberikan BLT kepada pekerja swasta dinilai tidak efektif untuk mendongkrak
              kinerja perekonomian.

              Pemilihan data BPJS Ketenagakerjaan sebagai basis BLT juga dianggap bermasalah dan tidak
              adil. Bagi masyarakat yang tidak terdaftar sebagai anggota BPJS dengan kesulitan ekonominya
              akibat  terkena  PHK,  dirumahkan,  habis  kontrak,  dan  tak  terdata  oleh  Kementerian
              Ketenagakerjaan.  Mereka  juga  berhak  untuk  mendapatkan  bantuan.  Dikhawatirkan  hal  ini
              nantinya menimbukan kecemburuan sosial yang memunculkan masalah baru.

              Bantuan  yang  tidak  tepat  sasaran  menunjukkan  ketidakseriusan  pemerintah  dalam  mencari
              solusi atas persoalan yang dihadapi rakyat. Seorang pemimpin seharusnya memastikan betul
              bagaimana rakyatnya dapat terpenuhi kebutuhan pokoknya. Serta mampu bersikap adil. Karena
              seorang pemimpin, kelak akan dimintai pertanggung jawaban atas apa yang dipimpinnya.

              Meskipun telah memberikan solusi, kenyataanya solusi yang ditawarkan penguasa pun bukan
              solusi mengakar yang bersumber dari Islam. Sehingga umat terjerat masalah yang bertubi-tubi
              dan terkait satu dengan lainnya.
              Akhirnya,  berharap  sejahtera  menjadi  semakin  tak  masuk  akal,  bagai  pungguk  merindukan
              bulan.

              Selama menggunakan sistem yang rusak, selama itu pula akan timbul banyak permasalahan dan
              masalah tidak terurai hingga hari ini. Oleh karenanya mendesak untuk segera menggantinya
              dengan Islam, sebagai sistem terbaik yang berasal dari Allah Subhaanahu wa ta'ala.

              Penulis adalah: Penulis dan Aktivis Muslimah Jambi*.


















                                                           391
   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396   397