Page 80 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 AGUSTUS 2020
P. 80
Perempuan berusia 26 tahun itu telah menganggur hampir lima bulan. Ia mendapat surat
pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan pada April lalu. Padahal saat ini ia
membutuhkan banyak biaya untuk persiapan persalinan. Usia kandungannya sudah memasuki
bulan ketujuh. Namun perempuan bernama Riya Safitri itu enggan sekadar menerima nasib.
"Yakin sajalah. Anak punya rezekinya," kata Riya, kemarin.
Riya sebelumnya bekerja sebagai penjaga gerai makanan di Mal Gandaria City, Jakarta Selatan.
Pemilik gerai terpaksa memberhentikan seluruh karyawan karena terus merugi. Menurut Riya,
munculnya pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) membuat masyarakat enggan datang
ke mal. Dampaknya, mal sepi dan pembeli berkurang.
Riya mencontohkan, sebelum ada wabah, dalam sehari pendapatan di kiosnya bisa mencapai Rp
1 juta. Bahkan, pada akhir pekan, angka pendapatan melonjak hingga Rp 2,5 juta per hari.
Namun, setelah pandemi, hasil penjualan tidak lebih dari Rp '300 ribu. "Untuk biaya operasional
dan sewa tempat di mal saja enggak menutupi," katanya.
Saat diberhentikan, Riya mendapat pesangon dua kali gaji, yaitu sebesar Rp 5,6 juta. Pesangon
ini hanya cukup untuk bertahan hidup sebulan. Beban itu bertambah berat setelah sang suami
mengalami nasib serupa, dipecat dari tempatnya bekerja.
Riya tidak mau menyerah. Dia berusaha mendapat penghasilan dengan membuat kerajinan
tangan berupa tempat pensil dan kotak tisu dari kain flanel. "Meski musiman, lumayan untuk
menutupi kebutuhan sehari-hari," ujar perempuan yang tinggal di Pasar Minggu, Jakarta Selatan,
itu.
Kisah berbeda disampaikan oleh Mohamad Afrizal, 33 tahun. Pria ini bekerja di bagian rem
handling pesawat pada sebuah maskapai penerbangan. Sejak Maret lalu, perusahaannya
menerapkan sistem work on call, yaitu bekerja berdasarkan panggilan perusahaan. Pegawai yang
diminta bekerja akan mendapat upah harian. "Saat sistem itu diterapkan, saya sempat bekerja
sekali seminggu," kata warga Kalideres, Jakarta Barat, itu. "Tapi sebulan ini belum ada kejelasan
(panggilan)"
Afrizal menyadari, sejak pandemi corona, jumlah penerbangan komersial turun drastis. Walhasil,
hanya sedikit pesawat yang digunakan untuk penerbangan. Hal itu mengakibatkan sedikitnya
pegawai bagian pemeliharaan pesawat yang dipekerjakan.
Afrizal terpaksa menggunakan uang tabungannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Tidak
jarang ia keluar rumah untuk mencari pekerjaan agar istri dan dua anaknya bisa tetap * makan.
Sekretaris Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta Hedy Wijaya tak
menyanggah bahwa wabah Covid-19 mengakibatkan banyak pekerja dirumahkan. Wabah corona
juga mengakibatkan ekonomi Jakarta merosot hingga minus 8,22 persen pada triwulan II tahun
ini.
Menurut Hedy, merosotnya perekonomian Jakarta ini menunjukkan roda perekonomian tidak
berjalan. "Perusahaan berat untuk beroperasi, sehingga banyak merumahkan dan mem-PHK
karyawan," katanya.
Berdasarkan data Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta, hingga 11 April
lalu, jumlah karyawan yang dirumahkan akibat wabah Covid-19 mencapai 272.333 orang.
Adapun jumlah pekerja yang dikenai PHK mencapai 50.891 oi'ang.
Dinas, Hedy melanjutkan, menggandeng sejumlah lembaga untuk memberikan pelatihan bagi
para pekerja yang dipecat itu, misalnya pelatihan servis penyejuk udara dan house keeping (tata
graha). "Tujuan pelatihan ini sealah mencetak wirausaha baru," katanya.
79