Page 26 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 12 OKTOBER 2020
P. 26

positive - Arif Satria (None) FRI menghimbau kepada para pimpinan perguruan tinggi dan civitas
              akademika  untuk  selalu  menjaga  kondusivitas  kampus  agar  kegiatan  akademik  dan
              pembelajaran dapat berjalan dengan baik, khususnya di masa pandemi COVID-19 ini

              positive  -  Arif  Satria  (None)  Pada  prinsipnya  FRI  memandang  bahwa  aksi  unjuk  rasa  untuk
              menyalurkan aspirasi adalah hak setiap warga negara yang dilindungi undang-undang tetapi
              tetap harus mematuhi ketentuan yang berlaku

              positive - Arif Satria (None) FRI akan memberikan masukan kepada pemerintah dan DPR RI
              setelah  mencermati  dan  menyisir  UU  Cipta  Kerja  versi  final,  khususnya  hal-hal  krusial  yang
              menjadi perhatian masyarakat sehingga pemerintah dapat mengambil langkah-langkah solusi
              alternatif yang dimungkinkan-secara hukum



              Ringkasan

              GELOMBANG demo menolak UU Cipta Kerja menyeruak di mana-mana. UU yang baru disahkan
              DPR pada Senin (5/10) itu dinilai tidak berpihak kepada buruh. Padahal, jika dibaca pasal per
              pasal, UU ini justru bertujuan melindungi buruh.

              Pakar  Ketenagakerjaan  Universitas  Gadjah  Mada  (UGM)  Prof  Dr  Tadjuddin  Noer  Effendi
              mengatakan gagasan awal penyusunan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja justru ditujukan untuk
              menangkal gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berpotensi muncul menghadapi
              revolusi industri 4.0.



              JUSTRU TANGKAL GELOMBANG PHK

              GELOMBANG demo menolak UU Cipta Kerja menyeruak di mana-mana. UU yang baru disahkan
              DPR pada Senin (5/10) itu dinilai tidak berpihak kepada buruh. Padahal, jika dibaca pasal per
              pasal, UU ini justru bertujuan melindungi buruh.

              Pakar  Ketenagakerjaan  Universitas  Gadjah  Mada  (UGM)  Prof  Dr  Tadjuddin  Noer  Effendi
              mengatakan gagasan awal penyusunan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja justru ditujukan untuk
              menangkal gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang berpotensi muncul menghadapi
              revolusi industri 4.0.

              "Saat itu dikhawatirkan terjadi gelombang PHK karena banyak tenaga kerja kita belum punya
              literasi teknologi informasi (IT) dan digital," kata Tadjuddin saat dihubungi di Yogyakarta, Minggu

              Tadjuddin  yang  mengaku  telah  terlibat  dalam  pembahasan  RUU  Cipta  Kerja  sejak  2018
              mengatakan bahwa respons terhadap gelombang PHK memang diperlukan karena memasuki
              revolusi industri 4.0 berbagai pekerjaan di perusahaan bisa tergantikan dengan teknologi

              Namun demikian, lanjut Tadjuddin, di tengah proses penyusunan RUU tersebut, pandemi COVID-
              19 melanda Tanah Air.


              Akibatnya,  pertumbuhan  ekonomi  merosot  drastis  hingga  minus  dan  gelombang  PHK  justru
              muncul lebih awal mendahului prediksi sebelumnya.

              Demi  membantu  para  buruh  atau  pekerja  yang  kena  PHK  maupun  dirumahkan  menghadapi
              situasi itu, menurut dia, pemerintah kemudian membuat program bantuan langsung tunai (BLT)
              subsidi gaji hingga kartu prakerja.




                                                           25
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31