Page 308 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 5 MEI 2021
P. 308

Program  pelatihan  di  BLK  tidak  hanya  untuk  menyelesaikan  masalah  klasik  ketenagakerjaan
              seperti  daya  saing  dan  produktivitas  yang  masih  kalah  dengan  negara  lain,  link  and  match,
              ataupun bonus demografi. Pelatihan di BLK juga dibutuhkan untuk menangani dampak pandemi
              COVID-19 pada sektor ketenagakerjaan.

              "Kemnaker akan terus melakukan peningkatan kompetensi melalui berbagai kegiatan yang ada
              di Balai Latihan Kerja (BLK) pemerintah pusat maupun daerah. Kami juga akan terus melakukan
              berbagai kegiatan perluasan kesempatan kerja," kata dia.

              Adapun untuk kebijakan ini, Kemnaker mengarah kepada pengembangan jiwa kewirausahaan
              yang efektif untuk memperluas lapangan kerja. Ada 4 agenda yang dibuat untuk mendukung
              arah kebijakan ini.

              Pertama  adalah  penyusunan  desain  baru  kewirausahaan,  kemudian  penguatan  kelembagaan
              pelaksanaan program kewirausahaan, pengembangan sistem pengelolaan, dan pengembangan
              jaringan kemitraan.
              Pengembangan  Talenta  Muda  Seiring  perkembangan  zaman,  saat  ini  industri  memiliki
              kompetensi dalam hal pemanfaatan teknologi. Kompetensi tersebut diwujudkan dalam hal pabrik
              cerdas (smart factories), seperti salah satunya Internet of Things (IoT).

              Era revolusi industri 4.0 juga membuat pekerja dituntut untuk memiliki keahlian yang sesuai
              dengan  perkembangan  teknologi  terkini.  Oleh  karena  itu,  diperlukan  pelaksanaan  program
              peningkatan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para sumber
              daya manusia berdasarkan kebutuhan dunia industri saat ini.

              Ini  juga  yang  dilakukan  oleh  Kemnaker  untuk  menyambut  industri  4.0  dengan  menyiapkan
              talenta muda mengelola dan mengoptimalkan potensinya. Ada 4 agenda yang dijalankan oleh
              Kemnaker untuk mendukung kebijakan ini. Salah satunya adalah transformasi innovation room
              menjadi  innovation  hub.  Kemnaker  juga  melakukan  perintisan  proyek  inovasi  milenial  yang
              bertaraf nasional, ada juga pengembangan kompetensi generasi muda dan perluasan lapangan
              kerja untuk anak-anak muda.

              Perluasan  Pasar  Kerja  Luar  Negeri  Pandemi  COVID-19  juga  berdampak  pada  penempatan
              pekerja migran Indonesia (PMI) di luar negeri. Kemnaker mencatat pada 2020, penempatan PMI
              hanya 113.173 orang, turun sekitar 40,8% dari jumlah penempatan pada 2019.

              Oleh karena itu, Kemnaker mengeluarkan kebijakan untuk memperluas pasar kerja bagi PMI di
              luar negeri. Untuk mendukung arah kebijakan ini, Kemnaker menjalankan 6 agenda, di antaranya
              pengembangan sistem market intelligence di negara sasaran PMI.

              Kemnaker  juga  memperluas  negara  penempatan  PMI  sektor  formal,  termasuk  implementasi
              SSW.  Selain  itu,  Kemnaker  mengembangkan  sistem  manajemen  PMI  berbasis  daring,
              pembenahan  standar  kompetensi  PMI,  meningkatkan  kompetensi  CPMI,  dan  penguatan
              perlindungan hak PMI.

              Kementerian  Ketenagakerjaan  juga  siap  memperluas  penempatan  pekerja  migran  Indonesia
              (PMI) pada tahun ini di negara seperti Jepang dan kawasan Timur Tengah dengan menerbitkan
              perubahan Keputusan Direktur Jenderal (Kepdirjen) Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan
              Perluasan Kesempatan Kerja (Binapenta dan PKK).

              Aturan Kepdirjen Nomor 3/100/PK.02.02/I/2021 yang ditetapkan di Jakarta pada 7 Januari 2021
              tersebut  menetapkan  17  negara  tujuan  penempatan  PMI  beserta  sektor  dan  skema
              penempatannya. Adapun negara penempatan yang ditetapkan, yaitu Hungaria, Hong Kong, Irak,
              Kerajaan Arab Saudi, Korea Selatan, Maladewa, Nigeria, Persatuan Emirat Arab, Polandia, Qatar,
              Rusia, Singapura, Swedia, Swiss, Turki, Zambia, Zimbabwe.
                                                           307
   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313