Page 128 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 128

Pemerintah  Indonesia  tentu  menginginkan  kasus-kasus  yang  melibatkan  pekerja  migran  di
              negara penempatan tidak lagi terulang di masa mendatang. Untuk itu, Menlu Retno berjanji
              melakukan upaya yang berfokus pada aspek pencegahan.

              "Pencegahan  ini  akan  semakin  efektif  jika  sejak  perekrutan  (calon  pekerja,  red)  diberikan
              pemahaman mengenai hukum dan aturan baku yang berlaku di negara tujuan," kata Retno.

              Ia meminta diberikannya edukasi kepada calon pekerja, antara lain tiga hal: mematuhi hukum
              setempat, tidak melakukan langkah-langkah melawan hukum jika menghadapi suatu masalah,
              dan melaporkan kesulitan yang dihadapi kepada perwakilan RI.

              Terkait pelaporan, Kementerian Luar Negeri telah mengembangkan platform digital Safe Travel
              sebagai  perlindungan  bagi  warga  negara  Indonesia  di  luar  negeri  pada umumnya,  dan para
              pekerja migran secara khusus.

              Kementerian  Ketenagakerjaan  dan  Badan  Pelindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI,
              sebelumnya BNP2TKI) juga mengembangkan platform digital serupa untuk memudahkan para
              pekerja mencari perlindungan.

              Komitmen  pemerintah  untuk  menguatkan  aspek  pencegahan  kasus  serupa,  mulai  dengan
              menyelesaikan sejumlah persoalan di dalam negeri--sebelum pekerja diberangkatkan, diamini
              oleh lembaga advokasi hak pekerja migran Indonesia, Migrant CARE.

              Direktur  Eksekutif  Migrant  CARE,  Wahyu  Susilo,  menilai  bahwa  pemerintah  masih  perlu
              mengambil    langkah    yang    progresif   terkait   hal   ini,   misalnya   dengan   "segera
              mengimplementasikan UU No. 18 Tahun 2017 Tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia,
              utamanya  yang  menyangkut  tata  kelola  kewenangan  pemerintah  daerah."  Mengutip  Migrant
              CARE  Outlook  2020  ,  tata  kelola  yang  dimaksud  berkaitan  dengan  transformasi  dari  yang
              sebelumnya bersifat sentralistis menjadi desentralistis, sehingga dibutuhkan kesiapan dan sinergi
              dari pemerintah daerah, mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga pada tingkat desa.

              "Amanat UU No. 18 Tahun 2017 bahwa pendidikan dan pelatihan agar lebih banyak dilakukan di
              daerah  belum  terkoneksi  dalam  membangun  layanan  publik  yang  terintegrasi,"  tulis  Migrant
              CARE.

              "Dalam kerangka desentralisasi tata kelola migrasi tenaga kerja, pemerintah pusat juga bisa
              mengkonvergensi  pembelajaran  dari  inisiatif-inisiatif  lokal  yang  telah  diterapkan  di  daerah-
              daerah basis pekerja migran." Sejumlah pekerjaan rumah dalam pelindungan pekerja migran
              masih  perlu  mendapat  perhatian  dan  diselesaikan  pemerintah,  namun  di  saat  yang  sama
              pemerintah  juga  telah  melakukan  serangkaian  upaya  hingga  sejumlah  kasus  hukum  yang
              menjerat pekerja migran berhasil dimenangkan.

              Kementerian Luar Negeri, sebagai fasilitator utama dalam hal ini, agaknya menjadi pihak yang
              mesti  bekerja  paling  keras  untuk  seutuhnya  mewujudkan  slogan  yang  diusung:  Negara
              Melindungi.







                                                           127
   123   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133