Page 186 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 186

FAKTA-FAKTA PRAKTIK PENGIRIMAN CPMI ILEGAL DIBONGKAR BP2MI DI
              CIREBON, DIMINTA UANG RP 52 JUTA

              Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Badan
              Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)  kembali  berhasil  membongkar  praktek
              pengiriman Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) secara ilegal.

              Kali  ini,  BP2MI  menggerebek  sebuah  tempat  penampungan  ilegal  yang  berlokasi  di  wilayah
              Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Sabtu (17/10/2020) malam.

              Kepala  BP2MI,  Benny  Rhamdani  mengatakan,  mereka  ditampung  pada  sebuah  tempat  yang
              sangat tidak layak huni, kotor, dan berbau oleh seorang calo bernama Titin Marsinih. "Mereka
              berjumlah 25 orang, ini rata-rata mereka sudah ada yang dua bulan hingga 1 tahun lebih," ujar
              dia kepada wartawan.

              Benny Rhamdani mengatakan, selain ditampung secara ilegal, mereka juga dimintai sejumlah
              biaya yang diluar ketentuan. Berdasarkan pengakuan para CPMI, oleh pihak calo mereka diminta
              uang sebesar Rp 45-52 juta per orang.

              Nominal tersebut sudah melebih ketentuan terkait cost tracker yang ditentukan oleh pemerintah.
              "Setiap negara penempatan itu ada ketentuan terkait cost tracker, seperti ke Taiwan itu hanya
              Rp 17 juta. Jadi kalau permintaannnya sudah Rp 45 juta sampai Rp 52 juta ini yang disebut over
              charging atau sudah melebihi ketentuan," ujarnya.

              Benny  Rhamdani  menyebut,  tindakan  tersebut  dapat  dikategorikan  sebagai  tindak  pidana
              kejahatan. Terlebih nominal tersebut baru sebatas para CPMI sampai ke tempat penampungan.
              Belum permintaan lainnya sampai mereka diberangkatkan ke negara penempatan nanti.

              Selain itu, BP2MI juga mengkhawatirkan berbagai masalah yang akan mereka hadapi setelah
              sampai di negara penempatan. Seperti kasus-kasus yang banyak terjadi, para CPMI ilegal banyak
              yang mendapat kekerasan fisik, seksual, eksploitasi, gaji tidak dibayar, dan kasus-kasus lainnya.
              "Bahkan juga banyak di antara anak-anak bangsa kita yang mengalami kekerasan yang berakibat
              pada kematian," ujar dia.


              Dalam hal ini, pihaknya akan mendalami kasus tersebut dengan membawa sebanyak 6 CPMI ke
              kantor BP2MI untuk dimintai keterangan lebih lanjut. Sejauh ini, Benny Rhamdani menyebut,
              sudah ada beberapa fakta yang ditemukan BP2MI dalam penggerebekan kali ini.

              Mulai  dari  legalitas  izin  perusahaan  apakah  legal  atau  tidak,  adanya  permintaan  dana  yang
              melebihi cost tracker sampai Rp 52 juta, serta tempat penampungan CPMI yang tidak manusiawi.
              BP2MI  juga  akan  membawa  perkara  tersebut  kepada  Bareskrim  Polri  untuk  upaya  tindakan
              hukum. "Kami tidak akan pernah kompromi dan tidak akan pernah bernegosiasi, tidak ada tawar
              menawar dalam segala bentuk pengiriman ilegal para PMI," ujar dia.











                                                           185
   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191