Page 188 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 188

BP2MI GEREBEK LOKASI PENAMPUNGAN CALON PMI ILEGAL DI CIREBON,
              TEMPATNYA KOTOR DAN BAU

              Badan  Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  (BP2MI)  menggerebek  sebuah  tempat
              penampungan  Calon  Pekerja  Migran  Indonesia  (CPMI)  di  wilayah  Kecamatan  Plumbon,
              Kabupaten Cirebon, Sabtu (17/10/2020) malam.

              Tempat penampungan itu disinyalir digunakan untuk menampung para CPMI secara ilegal atau
              unprosedural.

              Kepala  BP2MI,  Benny  Rhamdani  mengatakan,  penggerebekan  tersebut  berawal  dari  laporan
              yang dari rekan-rekan Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) bahwa telah terjadi penampungan
              terhadap beberapa Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI).

              Mereka dijanjikan akan diberangkatkan ke negara Polandia, Hongkong, dan Taiwan. "Malam ini
              BP2MI turun untuk memastikan laporan yang kami terima, bahwa telah terjadi penampungan
              orang WNI. Mereka bisa disebut CPMI, yang dijanjikan akan diberangkatkan ke Polandia dan
              Taiwan. Mereka berjumlah 25 orang," ujar dia kepada awak media.

              Benny Rhamdani menyampaikan, dari hasil laporan itu ada tiga titik lokasi yang menjadi tempat
              penampungan ilegal.

              Yakni,  di  Perumahan  Roro  Cantik  Plumbon,  Desa  Karangasem  dan  di  Griya  Kejuden.  Ketiga
              tempat penampungan itu dikelola oleh seorang calo bernama Titin Marsinih. Titin Marsinih ini
              mengaku bekerja sama dengan salah satu perusahaan bernama PT Lintas Cakrabuana yang
              berlokasi di Cilacap, Jawa Tengah.

              Hanya  saja,  menurut  data  yang  dicatat  BP2MI,  perusahaan  tersebut  tidak  terdata  sesuai
              alamatnya.  BP2MI  juga  akan  menindaklanjuti  terkait  izin  dari  perusahaan  tersebut  kepada
              Kementerian Ketenagakerjaan untuk mengecek apakah perusahaan tersebut mengantongi izin
              atau tidak.


              Meski  demikian,  Benny  Rhamdani  memastikan,  bahwa  tindakan  yang  dilakukan  oleh  Titin
              Marsinih sudah menyalahi aturan. "Kalau kita membuka pasal-pasal yang diatur oleh UU Tindak
              Pidana  Perdagangan  orang,  nanti  akan  kita  lihat.  Tapi  kalau  unsur  bahwa  penampungan  ini
              unprosedural atau tidak resmi fakta sudah kita lihat sendiri," ujar dia.


              Disampaikan  Benny  Rhamdani,  tidak  boleh  pihak  perseorangan  melakukan  penampungan
              terhadap CPMI, kecuali oleh perusahaan balai pelatihan kerja luar negeri.


              Terlebih, tempat yang menjadi penampungan ilegal tersebut keadaannya sangat tidak layak,
              kotor, dan berbau. Sehingga harus menjadi perhatian serius dari pemerintah. "Dari mereka yang
              25 ini rata-rata mereka sudah ada yang dua bulan hingga 1 tahun lebih," ujarnya.











                                                           187
   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193