Page 372 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 372

Perlindungan hak itu dengan memfokuskan pada tujuh program besar yang ada dalam Undang
              Undang 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia. "Proses hulu dan hilir
              adalah suatu mata rantai yang tidak terpisah, karena itu pendekatannya harus komprehensif,"
              kata Tegap melalui keterangan tertulis, Jumat (16/10/2020).()Ketujuh program tersebut, yaitu
              perlindungan hukum bagi PMI di negara penempatan, tata kelola perekrutan calon PMI yang
              dilaksanakan mulai dari pemerintah desa, perlindungan ekonomi calon PMI, PMI, dan purna PMI
              beserta keluarganya, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan, serta sertifikasi kompetensi
              PMI.
              Selain  itu  pula,  kata  dia,  penting  diperhatikan  unsur  layanan  terpadu  satu  atap  (LTSA)
              penempatan dan perlindungan PMI, tata kelola Penempatan dan Perlindungan PMI oleh P3MI,
              dan tata kelola kepulangan PMI setelah selesai masa kontrak serta yang bermasalah di harapkan.

              Khusus untuk Tata Kelola Perlindungan dan Penempatan Calon Pekerja Migran Indonsia (CPMI)
              ke negara-negara Timur Tengah, Tegap menjelaskan sesuai Keputusan Menteri Nomor 291/2018
              tentang  Pedoman  Pelaksanaan  Penempatan  dan  Perlindungan  Pekerja  Migran  Indonesia  di
              Kerajaan  Arab  Saudi  Melalui  Sistem  Pengaturan  Satu  Kanal,  menyantumkan  bab  III  tentang
              Perusahaan  Penempatan  Pekerja  Migran  Indonesia  dan  Lembaga  Pendidikan  dan  Pelatihan
              Kerja, butir (A) nomor 1 huruf (K) berbunyi bahwa syarat P3MI memiliki surat/bukti keanggotaan
              dalam asosiasi yang ditunjuk sebagai wakil dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia dalam
              lingkup penempatan dan pelindungan PMI.

              "Semangatnya adalah bagaimana program ini berjalan secara terklaster, transparan, terukur dan
              ankutabel,"  tandasnya.()Namun,  Himsataki  mengusulkan  agar  pasal  tersebut  dapat  direvisi
              dengan lebih mengutamakan persaingan bisnis yang sehat antar asosiasi bisnis penempatan
              pekerja migran Indonesia dan P3MI.

              Adapun usulan revisi yang diajukan sebagai berikut:.

              A. Penetapan Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia dalam Mengikuti Program SPSK

              1. Persyaratan

              P3MI yang akan menempatkan Calon Pekerja Migran Indonesia ke Kerajaan Arab Saudi harus
              memenuhi persyaratan sebagai berikut:
              a. Melakukan pendaftaran secara daring melalui lalui Siskobp2mi dan mendapatkan rekomendasi
              dari BP2MI;

              b. Memiliki  Surat  Izin Pelaksana  Penempatan Tenaga  Kerja  Indonesia  (SIPPTKI)  yang  masih
              berlaku;

              c. Memilki Izin Visa Services Platform (Enjaz) secara online di system MOFA Kerajaan Arab Saudi
              di Kedutaan Besar Kerajaan Arab Saudi di Indonesia;

              d.  Tidak  pernah  terlibat  dalam  permasalahan  penempatan  Pekerja  Migran  Indonesia  non
              procedural;

              e. Tidak sedang dikenakan sanksi administratif;

              f. Menandatangani pakta integritas;
              g. Memiliki ISO 9001 yang masih berlaku;

              h. Memiliki kantor dan sarana prasarana perkantoran sesuai dengan alamat yang tercantum di
              dalam SIPPTKI;


                                                           371
   367   368   369   370   371   372   373   374   375   376   377