Page 437 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 437

Hal lainnya, soal perlindungan bagi pekerja atau buruh yang menghadapi PHK, UU Cipta Kerja
              juga dikatakannya tetap mengatur ketentuan dan tata cara PHK. Pemangkasan syarat dan tata
              cara PHK, seperti isu yang bergulir, dibantah oleh Ida. Kemudian dalam rangka memberikan
              jaminan sosial bagi pekerja atau buruh yang mengalami PHK, UU Cipta Kerja mengatur ketentuan
              mengenai program jaminan sosial kehilangan pekerjaan yang manfaatnya berupa uang tunai,
              akses informasi pasar kerja, dan pelatihan kerja.

              "UU ini lebih memberikan kepastian bahwa hak pesangon itu diterima oleh pekerja atau buruh
              dengan  adanya  skema  di  samping  pesangon  yang  diberikan  oleh  pengusaha,  pekerja
              mendapatkan jaminan kehilangan pekerjaan yang tidak dikenal dalam UU 13,"tutur Ida.

              Ketika seseorang mengalami PHK, lanjut Ida, ia tetap diberi cash benefit. Selain itu, ia juga akan
              mendapatkan akses kerja yang akan di-manage oleh pemerintah. "Hal-hal baru ini, konteksnya
              adalah memberikan perlindungan kepada para pekerja dan lebih memastikan perlindungan itu
              melalui skema jaminan kehilangan pekerjaan," katanya.

              ***

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, ingin meluruskan tudingan
              hoaks dari pemerintah setelah beredarnya 12 poin pasal yang merugikan buruh di Omnibus Law
              UU Cipta Kerja. Iqbal mengakui, memang upah minimum masih ada.Namun, saat ini istilahnya
              menjadi UMP dan UMK Bersyarat. "Nah, yang dimaksud UMK bersyarat ini kita belum jelas," ucap
              Iqbal pada Senin lalu, seperti dilaporkan Erlina Fury Santika dari Gatra.

              Iqbal  menolak  diksi  UMK  Bersyarat.  Acuannya  adalah  Konvensi  ILO  Nomor  133  yang
              menyebutkan bahwa upah minimum adalah safety net. Artinya,ketentuan upah oleh negara itu
              bertujuan  melindungi  para  pekerja  buruhnya  yang  sedang  bekerja  atau  masuk  pasar  kerja
              supaya tidak menjadi absolut miskin.

              "Pemerintah sebaiknya jujur. Kalau dibilang masih ada UMK, ya UMK yang bagaimana? Yang
              ditolak buruh adalah kata-kata bersyaratnya itu, kita tidak mengenal itu," kata Iqbal.

              Selanjurnya,  soal  karyawan  kontrak.  Pemerintah  mengatakan  tetap  ada  perlindungan  bagi
              karyawan kontrak, ada syarat ketat. Padahal, yang dirasa memberatkan bagi pekerja, menurut
              Iqbal, bukanlah soal karyawan kontrak PKWT.
              Bagi pekerja,yang dikhawatirkan adalah potensi kontrak karyawan jadi permanen karena tidak
              ada batas waktu kontrak. "Kan diulang-ulang kontraknya nanti, seumur hidup. Itu impact-nya,
              pengangkatan karyawan tetap tidak ada," ucap Iqbal.

              Soal  aturan  pesangon,  Iqbal  juga  meminta  pemerintah  untuk  jangan  bilang  hoaks  terlebih
              dahulu. Pesangon dalam kesepakatan Panja Baleg dan pemerintah yang sudah diketok itu yang
              tadinya 32 bulan upah diubah menjadi 25 bulan upah. Skemanya, 19 bulan upah dibayar pemberi
              kerja, 6 bulan dibayar oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.
              Ini  menjadi  masalah  karena  sumber  dana  BPJS  untuk  membayar  enam  bulan  pesangon  im
              berasal dari iuran peserta. "Ya, buruh menolak. Masak buruh membayar pesangon untuk dirinya?
              Kembali saja ke Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003," Iqbal menegaskan.

              ***

              Soal UU Cipta Kerja, Kepala Departemen Ekonomi Center for Strategic and International Studies
              (CSIS), Yose Rizal Damuri, mengatakan bahwa beleid ini pada dasarnya dibuat dengan tujuan
              memperbaiki aturan ketenagakerjaan atau UU Nomor 13 Tahun 2003 yang dianggap sangat kaku
              dan tidak fleksibel bagi dunia usaha.


                                                           436
   432   433   434   435   436   437   438   439   440   441   442