Page 65 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 OKTOBER 2020
P. 65

Program ini akan menjadi program ke-5 yang dijalankan BPJS Ketenagakerjaan setelah Jaminan
              Hari Tua (JHT), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), dan Jaminan Pensiun
              (JP).

              Dalam Omnibus Law Cipta Kerja, selain menerima JKP, korban PHK nantinya akan mendapatkan
              pelatihan kerja dan informasi bursa kerja.

              Lalu apa itu JKP? JKP tertuang dalam pasal selipan pasal baru, yakni Pasal 46A RUU Cipta Kerja.
              Bagian dari omnibus law ini merevisi UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial
              Nasional  (SJSN).  Disebutkan  bahwa  pekerja  atau  buruh  yang  mengalami  PHK  berhak
              mendapatkan JKP melalui BPJS Ketenagakerjaan.

              " Manfaat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima oleh peserta setelah mempunyai masa
              kepesertaan tertentu. Ketentuan lebih lanjut mengenai manfaat sebagaimana dimaksud pada
              ayat (1) dan masa kepesertaan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan
              Peraturan Pemerintah," tulis Pasal 46A.
              Dalam  UU  Cipta  Kerja  menyatakan  penyelenggaraan  program  JKP  akan  dilakukan  oleh
              pemerintah dan BPJS Ketenagakerjaan. JKP sendiri diselenggarakan secara nasional berdasarkan
              prinsip asuransi sosial.

              Pemerintah  sendiri  akan  menyuntikan  dana  APBN  untuk  pendanaan  JKP.  Tahap  awal,  total
              anggaran  untuk  penyelenggaraan  JKP  di  BPJS  Ketenagakerjaan  yakni  sebesar  Rp  6  triliun.
              Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  tata  cara  penyelenggaraan  JKP  masih  akan  diatur  melalui
              peraturan pemerintah (PP).

              Sementara itu Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, mengungkapkan memang ada penurunan
              jumlah pesangon yang diterima korban PHK dari perusahaan. Namun pemerintah memberikan
              skema uang tunai dalam bentuk JKP.

              "Di UU itu, pengusaha bertanggung jawab atas peningkatan dan pengembangan kompetensi
              pekerjanya  lewat  pelatihan.  Sementara  di  RUU  ini,  ada  manfaat  baru  jaminan  kehilangan
              pekerjaan (JKP). Pesangon dibayar jadi maksimal 25 kali upah (sebelumnya maksimal 32 kali
              upah, tergantung masa kerja) dengan 6 kalinya dibayar lewat JKP," jelas Ida dikutip dari Harian
              Kompas.
              Ia menuturkan, dalam UU Cipta Kerja, perusahaan juga diminta memberikan pelatihan kerja
              pada  korban  PHK.  Sehingga  aturan  baru  tersebut  diklaim  pemerintah  justru  meningkatkan
              perlindungan pekerja.

              "Filosofi pesangon itu, pekerja punya bekal untuk bertahan mencari pekerjaan baru. Jangan pikir
              kalau manfaatnya bukan uang tunai, tidak ada perlindungan. Justru nilai perlindungan itu ada di
              pelatihan vokasi untuk peningkatan keterampilan dan memiliki keterampilan baru. Itu menjadi
              bagian manfaat JKP," ungkap Ida.
              Untuk besaran iuran JKP, nantinya akan dirumuskan ulang dengan skema iuran yang sudah lebih
              dulu ada di BP Jamsostek yakni JHT, JKM, JKK, dan JP.

              Di  Omnibus  Law  Cipta  Kerja,  pemerintah  dan  DPR  sepakat  untuk  mengubah  besaran  nilai
              maksimal pesangon yang didapatkan pekerja menjadi sebesar 25 kali upah yang terdiri atas 19
              kali upah bulanan buruh, serta 6 kali jaminan kehilangan pekerjaan (JKP).

              Berikut  aturan  rincian  uang  pesangon  yang  diterima  pekerja  dalam  UU  Cipta  Kerja:  Uang
              Pesangon  Uang penghargaan masa kerja.



                                                           64
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70