Page 34 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 34

ADAKAN PERTEMUAN VIRTUAL, INDONESIA-TAIWAN KAJI PEMBEBASAN BIAYA
              PENEMPATAN PMI
              Pemerintah  Indonesia  bersama  otoritas  Taiwan  membahas  pelindungan  dan  penempatan
              pekerja migran Indonesia (PMI) dalam pertemuan virtual bertajuk Joint Task Force Indonesia-
              Taiwan di Jakarta pada Kamis (8/4/2021).

              Hal tersebut dilakukan guna menindaklanjuti pertemuan virtual antara Menteri Ketenagakerjaan
              Republik Indonesia (RI) dengan Kepala Taipei Economic and Trade Office ( TETO ) di Jakarta,
              pada Kamis (18/3/2021).

              Sekjen  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  Anwar  Sanusi  selaku  ketua  delegasi
              mengungkapkan,  pertemuan  tersebut  sangat  penting  bagi  Indonesia  dan  Taiwan,  guna
              mengevaluasi perekrutan, penempatan, dan pelindungan bagi PMI.

              Ia menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah menerbitkan dan memberlakukan Undang-Undang
              (UU) Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan PMI.

              "Sejak  itu,  terdapat  perubahan  yang  sangat  signifikan  dalam  tata  kelola  penempatan  dan
              pelindungan  PMI  yang  telah  diatur  dalam  undang-undang  tersebut,"  jelas  Anwar  dalam
              keterangan tertulis yang diterima Kompas.com pada Kamis.

              Perubahan tata kelola itu, kata dia, bertujuan untuk memastikan terpenuhinya hak-hak pekerja
              migran, sehingga mereka dapat bekerja dengan layak, serta terlindungi dengan baik.
              Anwar mengungkapkan, salah satu poin yang diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2017, yaitu
              Pasal 30 yang mengamanatkan bahwa setiap PMI tidak boleh dibebankan biaya penempatan.

              Adapun  pengaturan  biaya  penempatan  diatur  dalam  Peraturan  Badan  Pelindungan  Pekerja
              Migran Indonesia (BP2MI) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biaya Penempatan PMI.

              "Tujuan utama dari pengaturan pembebasan biaya penempatan ini adalah untuk menghilangkan
              adanya praktik overcharge yang selama ini terjadi dan sangat merugikan PMI," tutur Anwar.

              Ia  juga  mengatakan,  dalam  pertemuan  tersebut  Pemerintah  Indonesia  bermaksud  untuk
              memperoleh tanggapan dari pihak Taiwan mengenai kebijakan pembebasan biaya penempatan,
              sekaligus mendiskusikan beberapa isu lain.
              Pada kesempatan yang sama, Kepala BP2MI Benny Rhamdani memaparkan tentang beberapa
              komponen pembiayaan yang nantinya dapat dibebankan bagi calon PMI (CPMI), pihak pemberi
              kerja, maupun pemerintah.

              Komponen pembiayaan yang dimaksud meliputi pelatihan, pemeriksaan kesehatan, tes psikologi,
              paspor, visa, surat keterangan catatan kepolisian (SKCK), dan akomodasi tiket.

              Selain itu ada pula komponen pembiayaan untuk legalisasi perjanjian kerja (PK), jasa perusahaan
              penempatan pekerja migran Indonesia (P3MI), jasa penempatan agensi di Taiwan, serta jaminan
              sosial.


              "Dalam perkembangan skema pembiayaan ini, kami terus berkoordinasi dan menyosialisasikan
              baik  kepada  kementerian  atau  lembaga,  para  CPMI,  pemerintah  daerah,  serta  asosiasi  jasa
              perusahaan penyalur CPMI," ucap Benny.

              Menanggapi hal tersebut, ketua delegasi Taiwan, sekaligus Deputy Minister Ministry of Labour
              Taiwan Wang An-Pan menuturkan, pihaknya sangat mengerti tentang isu biaya penempatan.




                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39