Page 37 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 37

RI-TAIWAN BAHAS PEMBEBASAN BIAYA PENEMPATAN PMI, INI HASILNYA

              Pemerintah Indonesia bersama dengan otoritas Taiwan menggelar pertemuan Joint Task Force
              Indonesia-Taiwan  secara  virtual.  Adapun  pertemuan  tersebut  kembali  membahas  tentang
              perlindungan  dan  penempatan  bagi  pekerja  migran  Indonesia  (PMI),  khususnya  biaya
              penempatan bagi PMI.

              Pembahasan ini merupakan lanjutan dari pertemuan virtual antara Menteri Ketenagakerjaan RI
              dengan Kepala TETO (The Taipei Economic and Trade Office) pada 18 Maret lalu.

              "Pertemuan ini merupakan pertemuan yang sangat penting bagi kedua pihak baik Indonesia
              maupun Taiwan untuk melakukan evaluasi mengenai perekrutan, penempatan dan pelindungan
              bagi  PMI  (pekerja  migran  Indonesia),"  ungkap  Sekjen  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Anwar
              Sanusi dalam keterangan tertulis, Kamis (8/4/2021).

              Anwar  mengatakan  Pemerintah  Indonesia  telah  menerbitkan  dan  memberlakukan  Undang-
              Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. Sejak saat itu, ia
              menyebut terdapat perubahan yang signifikan dalam tata kelola penempatan dan pelindungan
              PMI yang telah diatur dalam UU tersebut.

              Ia mengatakan UU tersebut bertujuan untuk lebih memastikan terpenuhinya hak-hak pekerja
              migran. Dengan demikian mereka dapat bekerja secara layak dan terlindungi dengan baik.

              Lebih lanjut Anwar menjelaskan salah satu poin yang diatur dalam UU tersebut adalah ketentuan
              Pasal 30 yang mengamanatkan bahwa setiap PMI tidak boleh dibebankan biaya penempatan.
              Adapun  pengaturan  biaya  penempatan  diatur  dalam  Peraturan  Badan  Pelindungan  Pekerja
              Migran Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biaya Penempatan PMI.

              Ia  menyampaikan  tujuan  utama  dari  pengaturan  pembebasan  biaya  penempatan  ini  adalah
              untuk menghilangkan adanya praktik overcharge yang selama ini terjadi dan merugikan PMI.

              "Pada pertemuan ini, kami bermaksud untuk memperoleh tanggapan dari pihak Taiwan atas
              penjelasan yang pernah kami sampaikan melalui BP2MI mengenai kebijakan pembebasan biaya
              penempatan,  serta  sekaligus  mendiskusikan  beberapa  isu  lain  yang  menjadi  concern  kedua
              pihak," ungkapnya.

              Sementara  itu,  Kepala  BP2MI,  Benny  Rhamdani  memaparkan  terkait  beberapa  komponen
              pembiayaan  yang  nantinya  dapat  dibebankan  bagi  CPMI,  pihak  pemberi  kerja,  maupun
              pemerintah.

              Ia  mengatakan  komponen  pembiayaan  yang  dimaksud  antara  lain,  pelatihan,  pemeriksaan
              kesehatan, tes psikologi, paspor dan visa, SKCK, akomodasi tiket, legalisasi PK, jasa P3MI dan
              jasa penempatan agency di Taiwan, serta jaminan sosial.
              "Dalam perkembangan skema pembiayaan ini, kami terus berkoordinasi dan menyosialisasikan
              baik  kepada  kementerian/lembaga,  para  CPMI,  pemerintah  daerah,  serta  asosiasi  jasa
              perusahaan penyalur CPMI," paparnya.

              Di sisi lain, Ketua Delegasi Taiwan sekaligus Deputy Minister, Ministry of Labour Taiwan, Wang
              An-Pan  menyampaikan  bahwa  pihaknya  memahami  soal  biaya  penempatan  dan  perubahan
              mekanisme yang akan berlanjut, baik bagi para pengguna jasa PMI atau pun bagi CPMI.

              "Dengan itu kami bersedia untuk melakukan negosiasi maupun musyawarah lebih lanjut untuk
              membicarakan perubahan mekanisme ini. Kedua belah pihak perlu menyepakati terlebih dahulu
              atas kebijakan pembebasan biaya ini, sebelum diberlakukan," pungkasnya.



                                                           36
   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42