Page 42 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 42

INDONESIA DAN TAIWAN KAJI PEMBEBASAN BIAYA PENEMPATAN BAGI PEKERJA
              MIGRAN INDONESIA
              JAKARTA - Guna menindaklanjuti pertemuan virtual antara Menteri Ketenagakerjaan Republik
              Indonesia dengan kepala TETO di Jakarta pada 18 Maret 2021 yang lalu, Pemerintah Indonesia
              bersama dengan Otoritas Taiwan terus membahas tentang perlindungan dan penempatan bagi
              Pekerja  Migran  Indonesia  (PMI),  salah  satunya  mengkaji  biaya  penempatan  bagi  PMI.
              "Pertemuan ini merupakan pertemuan yang sangat penting bagi kedua pihak, baik Indonesia
              maupun Taiwan untuk melakukan evaluasi mengenai Perekrutan, Penempatan dan Perlindungan
              bagi PMI," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Anwar
              Sanusi, di Jakarta, Kamis (8/4/2021).

              Menurut Sekjen Anwar, sebagaimana diketahui bahwa Pemerintah Indonesia telah menerbitkan
              dan  memberlakukan  Undang-Undang  Nomor  18  Tahun  2017  tentang  Pelindungan  Pekerja
              Migran  Indonesia.  Sejak  itu,  terdapat  perubahan  yang  sangat  signifikan  dalam  tata  kelola
              penempatan  dan  pelindungan  PMI  yang  telah  diatur  dalam  undang-undang  tersebut,  yang
              bertujuan untuk lebih memastikan terpenuhinya hak-hak pekerja migran sehingga mereka dapat
              bekerja secara layak dan terlindungi dengan baik.

              Salah satu poin yang diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2017 yaitu ketentuan Pasal 30 yang
              mengamanatkan bahwa setiap PMI tidak boleh dibebankan biaya penempatan. Pengaturan biaya
              penempatan selanjutnya diatur dalam Peraturan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia
              Nomor  9  Tahun  2020  tentang  Pembebasan  Biaya  Penempatan  PMI.  Tujuan  utama  dari
              pengaturan  pembebasan  biaya  penempatan  ini  adalah  untuk  menghilangkan  adanya  praktik
              overcharge  yang  selama  ini  terjadi  dan  sangat  merugikan  PMI.  "Pada  pertemuan  ini,  kami
              bermaksud untuk memperoleh tanggapan dari pihak Taiwan atas penjelasan yang pernah kami
              sampaikan melalui BP2MI mengenai kebijakan pembebasan biaya penempatan, serta sekaligus
              mendiskusikan beberapa isu lain yang menjadi concern kedua pihak," ujar Anwar yang juga
              ketua delegasi pada pertemuan Joint Task Force Indonesia-Taiwan secara virtual.

              Sementara itu, Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani
              dalam  kesempatan  ini  memaparkan  terkait  beberapa  komponen  pembiayaan  yang  nantinya
              dibebankan kepada CPMI, pihak pemberi kerja, maupun Pemerintah. Komponen pembiayaan
              yang dimaksud di antaranya yakni pelatihan, pemeriksaan kesehatan, tes psikologi, paspor dan
              visa, Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), akomodasi tiket, legalisasi Perjanjian Kerja,
              jasa Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI) dan jasa penempatan agency di
              Taiwan, serta jaminan sosial.

              "Dalam perkembangan skema pembiayaan ini, kami terus berkoordinasi dan menyosialisasikan
              baik kepada kementerian/lembaga, para Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI), Pemerintah
              Daerah, serta asosiasi jasa perusahaan penyalur CPMI," tuturnya.

              Ketua  Delegasi  Taiwan  sekaligus  Deputy  Minister,  Ministry  of  Labour  Taiwan  Wang  An-Pan,
              menuturkan  bahwa  pihaknya  mengerti  sekali  terkait  biaya  penempatan  tentu  akan  ada
              perubahan mekanisme yang akan berlanjut baik bagi para pengguna jasa PMI, ataupun bagi
              CPMI itu sendiri.

              "Dengan itu kami bersedia untuk melakukan negoisasi maupun musyawarah lebih lanjut untuk
              membicarakan perubahan mekanisme ini. Kedua belah pihak perlu menyepakati terlebih dahulu
              atas  kebijakan  pembebasan  biaya  ini,  sebelum  diberlakukan,"  lanjutnya.  Sebagai  penutup,
              Sekjen Anwar mengutarakan terkait ketetapan teknis biaya penempatan yang dibahas saat ini
              masih membutuhkan waktu dan perlu pendalaman yang detail. Hal ini diperlukan juga koordinasi
              lintas kementerian/lembaga dan juga asosiasi jasa P3MI, untuk dapat menyepakati ini kedepan,
              guna tetap melindungi hak-hak dan juga keberlangsungan bagi Pekerja Migran Indonesia. (CM)
              (ars).
                                                           41
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47