Page 54 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 9 APRIL 2021
P. 54

INDONESIA DAN TAIWAN KAJI PEMBEBASAN BIAYA PENEMPATAN BAGI PMI

              JAKARTA  -  Sekjen  Kementerian  Ketenagakerjaan,  Anwar  Sanusi  menyatakan,  guna
              menindaklanjuti  pertemuan  virtual  antara  Menteri  Ketenagakerjaan  RI  dengan  kepala  TETO
              pemerintah  bersama  dengan  otoritas  Taiwan  terus  membahas  terkait  pelindungan  dan
              penempatan bagi pekerja migran Indonesia.

              Menurut dia, salah satunya mengkaji biaya penempatan bagi PMI .

              "Pertemuan ini merupakan pertemuan yang sangat penting bagi kedua pihak baik Indonesia
              maupun Taiwan untuk melakukan evaluasi mengenai Perekrutan, Penempatan dan Pelindungan
              bagi PMI," ungkap Anwar sekaligus ketua delegasi pada pertemuan Joint Task Force Indonesia
              - Taiwan secara virtual, di Jakarta, Kamis (8/4).

              Anwar  mengatakan,  sebagaimana  telah  diketahui  bahwa  pemerintah  telah  menerbitkan  dan
              memberlakukan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran
              Indonesia.

              Sejak  itu,  terdapat  perubahan  yang  sangat  signifikan  dalam  tata  kelola  penempatan  dan
              pelindungan PMI yang telah diatur dalam undang-undang tersebut, yang bertujuan untuk lebih
              memastikan terpenuhinya hak-hak pekerja migran sehingga mereka dapat bekerja secara layak
              dan terlindungi dengan baik.

              Salah satu poin yang diatur dalam UU Nomor 18 Tahun 2017 yaitu ketentuan Pasal 30 yang
              mengamanatkan bahwa setiap PMI tidak boleh dibebankan biaya penempatan.

              Pengaturan biaya penempatan selanjutnya diatur dalam Peraturan Badan Pelindungan Pekerja
              Migran Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pembebasan Biaya Penempatan PMI.

              Tujuan utama dari pengaturan pembebasan biaya penempatan ini adalah untuk menghilangkan
              adanya praktik overcharge yang selama ini terjadi dan sangat merugikan PMI.

              "Pada pertemuan ini, kami bermaksud untuk memperoleh tanggapan dari pihak Taiwan atas
              penjelasan yang pernah kami sampaikan melalui BP2MI mengenai kebijakan pembebasan biaya
              penempatan,  serta  sekaligus  mendiskusikan  beberapa  isu  lain  yang  menjadi  concern  kedua
              pihak," ungkap Anwar.

              Anwar juga mengutarakan terkait ketetapan teknis biaya penempatan yang dibahas saat ini,
              masih membutuhkan waktu dan perlu pendalaman yang detail. Hal ini diperlukan juga koordinasi
              lintas Kementerian/Lembaga dan juga asosiasi jasa P3MI.

              "Sehingga  dapat  menyepakati  ke  depan,  guna  tetap  melindungi  hak-hak  dan  juga
              keberlangsungan bagi Pekerja Migran Indonesia," kata dia.

              Sementara  itu,  Kepala  BP2MI,  Benny  Rhamdani  dalam  kesempatan  ini  memaparkan  terkait
              beberapa komponen pembiayaan yang nantinya dapat dibebankan bagi CPMI, pihak pemberi
              kerja, maupun Pemerintah. Komponen pembiayaan yang dimaksud diantaranya yakni; pelatihan,
              Pemeriksaan kesehatan, tes psikologi, paspor dan Visa, SKCK, akomodasi tiket, legalisasi PK,
              Jasa P3MI dan jasa penempatan agency di Taiwan, serta jaminan sosial.

              "Dalam perkembangan skema pembiayaan ini, kami terus berkoordinasi dan menyosialisasikan
              baik  kepada  Kementerian/Lembaga,  para  CPMI,  Pemerintah  Daerah,  serta  asosiasi  jasa
              perusahaan penyalur CPMI," tutur dia.

              Lebih  lanjut  ketua  delegasi  Taiwan,  sekaligus  Deputy  Minister,  Ministry  of  Labour  Taiwan,
              Mr.Wang An-Pan, menuturkan bahwa pihaknya mengerti sekali terkait biaya penempatan tentu


                                                           53
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59