Page 53 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 53

neutral - Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) Yang ramai itu UMK

              positive - Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) Yang penting kesepakatan itu didapatkan tanpa
              ada  dinamika  lagi.  Karena  kita  sudah  lelah,  pak  kapolda  sudah  kurus  begitu.  Demo-demo
              omnibus law dll. Saya berdoa. Dan saya koordinasikan Sekda tim pemulihan agar komunikasi
              betul-betul harus saling paham



              Ringkasan
              Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi mengatakan
              tengah  mengkaji beberapa  alternatif  penetapan UMP,  sehubungan  dengan  acuan  penentuan
              UMP yang belum ditetapkan. Misalnya, katanya, yang berkaitan dengan Komponen Hidup Layak
              (KHL) yang berperan dalam penentuan UMP.
              Kini, katanya, sudah terbit Peraturan Menaker Nomor 18 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
              Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Kebutuhan Hidup Layak yang
              merupakan peraturan baru.



              JABAR KAJI ALTERNATIF PENGUPAHAN
              Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengkaji sejumlah alternatif penentuan upah minimum provinsi
              (UMP) 2021. Turun, tetap atau naik?

              Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jawa Barat, Rachmat Taufik Garsadi mengatakan
              tengah  mengkaji beberapa  alternatif  penetapan UMP,  sehubungan  dengan  acuan  penentuan
              UMP yang belum ditetapkan. Misalnya, katanya, yang berkaitan dengan Komponen Hidup Layak
              (KHL) yang berperan dalam penentuan UMP.

              Kini, katanya, sudah terbit Peraturan Menaker Nomor 18 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas
              Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Kebutuhan Hidup Layak yang
              merupakan peraturan baru.

              "Kemudian perhitungan KLH per provinsi, per kabupaten dan kota, itu dihitung dari data yang
              diserahkan oleh BPS, dan saat ini belum ada.

              Padahal di Permenaker Nomor 18 Tahun 2020 itu, satu bulan sebelum jatuh tempo UMP, harus
              sudah ditetapkan KHL-nya itu. Nah itu yang pertama, kalau mengacu ke peraturan yang baru,"
              katanya, Selasa (20/10).

              Kemudian jika mengacu pada Peraturan Menaker Tahun 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan,
              UMP terbaru ditetapkan berdasarkan hasil penambahan antara UMP tahun sebelumnya ditambah
              angka inflasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atau pertumbuhan ekonomi.

              "Kalau lihat sekarang di Jabar, inflasinya minus atau deflasi, kemudian pertumbuhan ekonominya
              juga  minus  lumayan  besar  ya.  Otomatis  kalau  perhitungan  menggunakan  permenaker  yang
              lama, maka UMP akan turun," katanya.
              Mengenai poin-poin KHL yang ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja, katanya, ditetapkan oleh
              BPS. Namun belum ditetapkan, padahal harus dihitung menggunakan data rata-rata harga per
              jenis kebutuhan.

              "Dari BPS belum ada, kan masih dihitung. Padahal sebulan sebelum jatuh tempo, ini harus sudah
              ditetapkan.  Dan  kita  tahu  kondisi  harga  sekarang  kan  dampak  Covid-19,  tidak  jelas.  Tapi

                                                           52
   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58