Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 21 OKTOBER 2020
P. 48
Judul UU Cipta Kerja Pacu Produktivitas Para Pekerja
Nama Media Koran Jakarta
Newstrend Omnibus Law
Halaman/URL Pg1
Jurnalis E-9
Tanggal 2020-10-21 04:48:00
Ukuran 309x101mmk
Warna Warna
AD Value Rp 53.766.000
News Value Rp 537.660.000
Kategori Dirjen PHI & Jamsos
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
neutral - Fithra Faisal Hastiadi (Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia) Kalau mau keluar
dari jebakan negara berpendapatan menengah, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau
investasi itu harus tumbuh 6-7 persen. Selama ini jarang tumbuh melebihi lima persen
negative - Agussalim (pakar ekonomi dari Universitas Hasanuddin Makassar) Angka
pengangguran pasti bergerak naik karena mereka yang menganggur kesulitan memperoleh
pekerjaan, dan pada saat yang sama, mereka yang bekerja terutama di sektor jasa seperti hotel,
restoran, tempat hiburan, dan salon telah kehilangan pekerjaan. Belum lagi, angka setengah
pengangguran kita juga cukup tinggi
Ringkasan
UU Cipta Kerja dinilai menjadi solusi terhadap rendahnya produktivitas para pekerja di Indonesia
yang oleh investor dinilai sebagai salah satu kendala untuk berinvestasi di Indonesia.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal Hastiadi, di Jakarta, Selasa
(20/10), mengatakan produktivitas pekerja Indonesia saat ini terendah di Asia Tenggara
sehingga investor enggan masuk dan malah beralih ke negara lain.
UU CIPTA KERJA PACU PRODUKTIVITAS PARA PEKERJA
UU Cipta Kerja dinilai menjadi solusi terhadap rendahnya produktivitas para pekerja di Indonesia
yang oleh investor dinilai sebagai salah satu kendala untuk berinvestasi di Indonesia.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Indonesia (UI), Fithra Faisal Hastiadi, di Jakarta, Selasa
(20/10), mengatakan produktivitas pekerja Indonesia saat ini terendah di Asia Tenggara
sehingga investor enggan masuk dan malah beralih ke negara lain.
Dengan regulasi baru tersebut diharapkan mampu meningkatkan kontribusi produktivitas pekerja
terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang saat ini baru mencapai 12 persen, atau jauh di
bawah negara industri lainnya yang mencapai 36 persen.
47