Page 1128 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 1128

positive - Mari Elka Pangestu (Direktur Pelaksana Bank Dunia) Kalau kita tidak ada data itu maka
              kita harus kreatif dan inovatif menggunakan data yang ada dan bisa dikembangkan sebagai
              sistem data yang bisa digunakan



              Ringkasan

              DPR dan Bank Dunia berharap pemerintah segera melakukan sinkronisasi data dalam rangka
              mempercepat  penyaluran  bantuan  sosial  (bansos)  kepada  masyarakat  khsususnya  bagi
              penerima  Bantuan  Subsidi  Upah  (BSU).  Validasi  data  dianggap  penting  setelah  pemerintah
              memakai cara mencicil subsidi yang akan digelontorkan.



              BANK DUNIA DAN DPR KRITISI DATA PEKERJA, DIDUGA DATA TAK SIAP,
              SEHINGGA SUBSIDI UPAH DICICIL

              JAKARTA - DPR dan Bank Dunia berharap pemerintah segera melakukan sinkronisasi data dalam
              rangka mempercepat penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat khsususnya bagi
              penerima  Bantuan  Subsidi  Upah  (BSU).  Validasi  data  dianggap  penting  setelah  pemerintah
              memakai cara mencicil subsidi yang akan digelontorkan.

              Anggota  Komisi  IX  DPR  Saleh  Daulay  mempertanyakan  alasan  BP  Jamsostek  mencicil  data
              pekerja calon penerima Bantuan Subsidi Upah (BSU) ke Kementerian Ketenagakerjaan. Saleh
              menduga, Pemerintah tidak memiliki kesiapan data untuk menyalurkan BSU yang dianggarkan
              senilai Rp 37,87 triliun itu.

              "Ini jangan-jangan nggak siap juga pendataannya. Uangnya ada, tapi pemerintah enggak siap
              datanya.  Bagaimana  coba?"  kata  Saleh  saat  rapat  kerja  Komisi  IX  DPR  RI  Menteri
              Ketenagakerjaan  Ida  Fauziyah  dan  Dirut  BP  Jamsostek  Agus  Susanto  di  Gedung  DPR  RI,
              Senayan, Jakarta, Rabu (26/8).

              Menurut Saleh, semestinya BP Jamsostek tidak membutuhkan waktu lama untuk memverifikasi
              data tersebut. "Kenapa data mesti dicicil seperti ini? Kalau pendataan di BP Jamsostek itu benar,
              rapi, tertib, kan enggak mesti lama-lama. Memang ada verifikasi, tapi nggak mesti lama-lama,"
              tuturnya.

              Politisi Fraksi PAN ini mengkhawatirkan persoalan penyaluran insentif untuk tenaga kesehatan
              yang menangani Covid-19 terulang lagi. Dimana, penyaluran insentif untuk tenaga kesehatan
              akhirnya mesti diperpanjang karena Pemerintah sendiri tidak siap dalam hal pendataan.

              "Insentif nakes sampai hari ini kan belum selesai maka diperpanjang pemberian bantuan sampai
              bulan Desember. Padahal mestinya selesai paling lama Agustus ini sudah selesai. Tapi karena
              enggak selesai, diperpanjang sampai akhir Desember. Kenapa? Karena enggak siap pemerintah,"
              paparnya.

              Dalam  rapat  tersebut,  Direktur  Utama  BP  Jamsostek  Agus  Susanto  menyatakan,  pihaknya
              menyerahkan  data  15,7  juta  pekerja  penerima BSU  ke  Kementerian  Ketenagakerjaan  secara
              bertahap. Alasannya, agar memudahkan BP Jamsostek melakukan pemantauan dan pengecekan
              data.

              "Kita serahkan secara bertahap dengan tujuan kita terapkan dengan prinsip kehati-hatian, juga
              kita untuk memudahkan melakukan rechecking atau melakukan monitoring atau evaluasi untuk
              tahap berikutnya agar program ini benar benar berjalan dengan baik," kata Agus.



                                                          1127
   1123   1124   1125   1126   1127   1128   1129   1130   1131   1132   1133