Page 822 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 822

tidak termasuk dalam pesertapenerima manfaat program Kartu Pekerja, dan peserta membayar
              iuran sampai dengan bulan Juni 2020(Prfmnews.id 11/8/2020).
              Berdasarkan  data  Kemennaker,  terdapat  sekitar  12  juta  jumlah  buruh  dan  pekerja  yang
              mendapatkan  bantuan  sti-mulusdari  pemerintah.  Bantuan  ini  akan  disalurkan  melalui  Bank
              pemerintah dan ditranfer langsung ke rekening para buruh dan pekerja. Hal ini dilakukan untuk
              menghindari terjadinya penyimpangan terhadap bantuan tersebut.

              Bantuan stimulusyangdiberikanoleh pemerintah kepada para buruh dan pekerja yang terdaftar
              di     BPJS       Kctenagaker-jaan,      melahirkan       pro      dan      kontra.      Jika
              dibandingjumlahburuhdanpekerjayang  terdaftardi  BPJS  Ketenagakerjaandengan  jumlah  buruh
              dan       pekerjayang        tidak       terdaftardi      BPJS        Ketenagakerjaan,diper-
              kirakanjumlahnyalebihbanyakyang  tidak  tendaftar,atautidakdidaftarkanolehpengu-sahaselaku
              pemilik  perusahaan  dimana  paraburuhdanpekerjaitu  bekerja.  Lantas  apakah  para  buruh  dan
              pekerja  yang  tidak  terdaftardi  BPJS  Ketenagakerjaan  tidak  layak  untuk  menerima  bantuan
              stimulus yang diberikan oleh pemerintah? Sementara merekajuga buruh dan pekerja. Nelayan
              Jika  pemerintah  hanya  memberikan  bantuan  stimulus  kepada  para  buruh  dan  pekerjayang
              terdaftardi    BPJS     Ketenaga      kerjaan,    lalu    bagaimana      dengan      nelayan
              yangjumlahnyajutaanorangtersebardi seluruh Indonesia? Banyak diantara

              nelayan ini yang tidak terdaftardi BPJS Ketenagakerjaan, bahkan para nelayan ini juga tidak
              terdaftardi Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) di daerah tempat mereka berdomisili. Apakah
              nelayan bukan buruh atau pekerja?.

              Berdasarkan  konvensi  Organisasi  Buruh  Internasional  (WHO)  nomor:  188/  2007.  mengakui
              jikanelayan merupakan buruh atau pekerja dalam bidang perikanan. Kemudian adanyaperaturan
              tentang buruh atau pekerja perikanan, melalui peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan
              (KKP)nomor: 35/2015, tentang sistim dan sertifikasi I lak Azasi Manusia (H AM) pada perusahaan
              perikan.  Dan  ini  membuktikan  bahwa  nelayan  termasuk  kedalam  kategori  buruh  atau
              pekerjadalam bidang perikanan.

              Sebagai  buruh  atau  pekerja,  namun  anehnyanelayan  tidak  terdaftardi  Depnaker  di  daerah
              dimana nelayan itu ber-domisili. Padahal Undang Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal27ayat(2),
              Pasal 28D ayat (2), dan Pasal 38E ayat (1) dengan tegas menyatakan "Tiaptiapwarganegara
              berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, memilih pekerjaan, dan
              bebas dari ancaman ketakutan untuk melakukan atau tidak melakukan pilihanyangmenjadihak
              asasinya".
              Namun  kenyataannya  buruh  atau  pekerja  nelayan  masih  hidup  di  bawah  bayang-bayang
              kemiskinan dengan upah yang sangat murah. Meskipun beberapa kebijakan tentangperburuhan
              telahdi-syahkan, seperti UU nomor 2 1 tahun 2000tentang Ketenagakerjaan, dan UU nomor: 2
              tahun 2014 tentang penyelesaian perselisihan hubungan industrial, serta UU nomor: 24 tahun
              2011 tentang BPJS Ketenagakerjaan.

              Umumnya para buruh atau pekerja nelayan ini bekerja di bawah sistim outsourcing atau pihak
              ketiga, dengan pengusahayang memiliki armada alat tangkap perikanan. Para pengusaha pemilik
              armada alat tangkap perikanan inilah yang tidak mendaftarkan para nelayan ke Depnaker dan
              BPJS Ketenaga kerjaan. Dengan alasan bahwa nelayan yang bekerja dengan mereka adalah
              buruh atau pekerja lepas yang tidak terikat dengan kontrak dan perjanjian. Dan setiap saat
              mereka dapat untuk berhenti dan pindah ke pekerjaan lain.

              Akibatnya buruh atau pekerja nelayan menjadi terabaikan, dan juga tidak mendapatkan hak
              haknya  sebagai  buruh  atau  pekerjayang  telah  diamanatkan  oleh  konstitusi.  Seperti
              jasaansuransi. BPJS Ketenagakerjaan dan lain sebagainya yang menyangkut tentang hak hak
              sebagai buruh dan pekerja.

                                                           821
   817   818   819   820   821   822   823   824   825   826   827