Page 823 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 AGUSTUS 2020
P. 823

Salah Siapa?

              Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan pentingnyamemiliki BPJS Ketenagakerjaan bagi buruh
              dan  pekerja  untuk  menghadapi  kerisisekonomi,  karena  dengan  terdaftardi  BPJS  Ketenaga
              kerjaan, buruh atau pekerja dapat menerima manfaat bila dibutuhkan di kemudian hari. Bahkan
              pemerintah me-

              miliki pemikiran bahwa dalam masa krisis seperti saat ini, akan menyalurkan bantuan kepada
              buruh  atau  pekerja,  maka  buruh  atau  pekerja  yang  terdaftar  sebagai  anggota  BPJS
              Ketenagakerjaan  akan  didahulukan  "  ujar  Ma'ruf  saat  memberi  sambutan  diacara
              penganugerahan penghargaan jaminan sosial Paritrana Award melalui virtual (Rabu 12/8/2020).

              Jika mengacu dari apa yang disampaikan oleh Wakil Presiden Ma'ruf Amin, tentu setiap buruh
              atau  pekerja  nelayan  menginginkan  agar  mereka  terdaftardi  BPJS  Ketenaga  kerjaan  dan
              Depnaker,  untuk  mendapatkan  hak  hak  mereka  sebagai  buruh  atau  pekerja.  Tapi  apa  daya
              pengusaha dimana tempat mereka bc-kerjatidak mendaftarkan merekadi BPJS dan Depnaker.
              Akibatnya mereka kehilangan hak haknya sebagai buruh dan pekerjayang telahdiatur oleh UU.

              Tidak terdaftarnya para buruh dan pekerja nelayan di BPJS dan Depnaker. kesalahannya bukan
              terletak pada buruh dan pekerjanelayan itu, tapi melainkan kesalahannya ada pada pengusaha
              dimana  mereka  bekerja,  dan  juga  kesalahannya  ada  pada  pemerintah  daerah  dalam  hal  ini
              Depnaker.

              Pemerintah daerah seharusnya memberikan tekanan terhadap pengusaha pemilik armada alat
              tangkap perikanan yang mempekerjakan para buruh, dan pekerja nelayan di perusahaan milik
              mereka, agar mendaftarkan para buruh dan pekerja nelayan ke Depnakerdan BPJS Ketenaga
              kerjaan. Sejauh para buruh dan pekerja nelayan bekerja di perusahaan miliknya. Tanpa adanya
              tekanan  dan  teguran  yang  disampaikan  oleh  pemerintah  kepada  para  pengusaha,  tetaplah
              mereka  menganggap  bahwa  buruh  dan  pekerjanelayan  adalah  sebagai  buruh  lepas  di
              perusahaannya, sehingga merugikan para buruh dan pekerja nelayan untuk mendapatkan hak-
              haknya sebagai buruh dan pekerja nelayan yang telah diatur oleh konstitusi.
              Di  tengah  krisis  ekonomi  akibat  pandemi  Covid-19,  pemerintah  perlu  untuk  mengkaji  ulang
              terhadap  pemberian  bantuan  subsidi  upah  kepada  buruh  dan  pekerja,  yang  hanyadiberikan
              kepada  buruh  dan  pekerja  yang  menerima  upah  di  bawah  Rp5  jutadan  terdaftardi  BPJS
              Ketenagakerjaan saja. Karena masih ada j utaan buruh maupun pekerj a yang tidak terdaftardi
              BPJS  Ketenagakerjaan,  dimana  ekonominya  turut  terdampak  pandemi  Covid-19  juga  harus
              mendapatkan hak yang sama. Karena letak kesalahan tidak terdaftarnya para buruh dan pekerja
              ini di Depnakerdan BPJS Ketenaga kerjaan bukan disebabkan kesalahan mereka. Tapi melainkan
              adalah kesalahan para pengusaha tempat mereka bekerja, dan pemerintah lalai dalam hal ini.
              Sehingga menimbulkan pertanyaan, dimana letak tanggungjawab negara terhadap rakyatnya
              yang bekerjasebagai buruh dan pekerja nelayan?. Semoga! * * * Penulis adalah Sekretaris Forum
              Komunikasi Anak Daerah (Fokad)Kota Tanjungbalai.


















                                                           822
   818   819   820   821   822   823   824   825   826   827   828