Page 30 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 MEI 2021
P. 30

Saat itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Jusuf Wibisono, di Kabinet Soekiman mengucurkan THR,
              tapi  diperuntukan  untuk  aparatur  sipil  negara  (ASN).  Saat  itu,  THR  belum  menyentuh  para
              pekerja swasta, apalagi buruh.

              Kala  itu,  Kabinet  Soekiman  mengeluarkan  program  Persekot  Hari  Raya  untuk  peningkatan
              kesejahteraan para pegawai pemerintah yang di kabinet sebelumnya (Kabinet PM Moh Natsir),
              tidak mendapat perhatian lebih. Di era Soekiman, ASN mendapat THR sebesar Rp125-200 yang
              kalau sekarang, nilainya mencapai Rp1,2-2 juta.

              "Menteri Keuangan yang baru, Jusuf Wibisono, memberikan peningkatan pendapatan pegawai
              pemerintah melalui sebuah terobosan tentang bagaimana prosedur bonus (tunjangan) Lebaran
              diberikan,"  tulis  Remy  Madinier  dalam  'Islam  and  Politics  in  Indonesia:  The  Masyumi  Party
              between Democracy and Integralism'.

              Selain itu, para ASN juga disejahterakan Kabinet Soekiman dengan adanya tambahan tunjangan
              beras per bulan. Namun beragam terobosan tentang kesejahteraan pegawai pemerintah itu bikin
              iri kaum buruh.

              13 Februari 1952, kaum buruh pun melakukan aksi mogok besar-besaran. Mereka menuntut
              untuk juga bisa diberikan THR dari pemerintah. Setahun kemudian, terkait  THR  ini juga kembali
              disuarakan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI).
              Baru  pada  1954,  muncul  edaran  dari  pemerintah.  Surat  Edaran  Nomor  3676/54  yang  dirilis
              Menteri Perburuhan SM Abidin, sebagai jawaban pemerintah meredam aksi-aksi buruh. Edaran
              di mana para buruh berhak atas "Hadiah Lebaran"

              Karena hadiah, maka sifatnya masih sukarela yang bertahan hingga 1958. Hanya ketentuannya,
              setiap perusahaan memberikan “Hadiah Lebaran” untuk buruh 1/12 dari gaji buruh, sekurang-
              kurangnya Rp50 dan sebesar-besarnya Rp300.

              Setelah  tahun  1961,  baru  keluar  Peraturan  Menteri  Perburuhan  Nomor  1/1961.  THR  wajib
              dibayarkan kepada karyawan dan buruh. Dan hingga saat ini, THR bisa dinikmati para pekerja
              menjelang hari raya Idul Fitri.



































                                                           29
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35