Page 91 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 7 MEI 2021
P. 91
SOAL KERJA SAMA INDONESIA-MALAYSIA, IDA FAUZIAH: KAMI MINTA WIN-WIN
SOLUTION UNTUK KEBIJAKAN PMI
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Malaysia terus mematangkan kerja sama tata
kelola penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sektor domestik ke Malaysia.
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan kembali meminta agar
perundingan renewal MoU dapat segera dilakukan dan memperoleh posisi yang menguntungkan
semua pihak (win-win solution).
"Saya berharap kita bisa tuntaskan MoU ini mengikuti apa yang pernah menjadi guidance dari
masing-masing negara,," katanya saat melakukan video conference dengan Menteri Sumber
Manusia Malaysia, Datuk Seri Saravanan, beserta jajarannya, Kamis (6/5).
Menurutnya, hingga saat ini kerja sama yang masih dibahas secara konkret oleh kedua negara
dikarenakan counter-draft (draf tanggapan) Pemerintah Malaysia atas initial draft Memorandum
of Understanding (MoU) sektor domestik.
MoU itu telah disampaikan oleh Pemerintah Indonesia pada September 2016, baru diterima
kembali pada Agustus 2020. Ida Fauziah berharap kedua negara bisa menuntaskan
pembaharuan/renewal MoU sektor domestik berdasarkan skema One Channel Recruitment. Dia
berharap bisa menuntaskan MoU yang pernah menjadi guidance dari masing-masing negara.
"Saya menginginkan Datuk Seri bisa memberikan atensi terhadap isu tentang One Channel
Recruitmen dan spesifikasi jabatan, one worker one task," katanya.
Ida Fauziah menambahkan, adanya spesifikasi jabatan dalam draf MoU merupakan salah satu
upaya untuk memastikan bahwa setiap CPMI yang akan bekerja ke luar negeri telah memiliki
kompetensi khusus. Pemerintah RI pun menyadari bahwa tiap-tiap negara penempatan memiliki
aturan ketenagakerjaan terkait sektor domestik, sehingga tujuh spesifikasi jabatan yang
tercantum dalam Kepmenaker Nomor 354 Tahun 2015 tentang jabatan yang dapat diduduki oleh
Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri pada pengguna perseorangan perlu disesuaikan.
Ida Fauziyah mengatakan, spesifikasi jabatan dalam draf MoU untuk penempatan dan
pelindungan sektor domestik saat ini telah disesuaikan/disimplifikasi menjadi lima jabatan. Yakni
Housekeeper and Family Cook, Child and Baby Care, Elderly Caretaker, Family Driver, dan
Gardener (housekeeper telah digabung dengan family cook dan child care worker telah digabung
dengan babysitter).
Ida Fauziah menegaskan berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 18 Tahun 2017 tentang
Pelindungan Pekerja Migran Indonesia, penempatan PMI hanya dapat dilakukan ke negara
penempatan yang telah memiliki; (1) dokumen kerjasama bilateral dengan Pemerintah
Indonesia, (2) regulasi yang mengatur tenaga kerja asing, serta (3) program jaminan sosial,
"Kami berharap agar tata kelola penempatan PMI sektor domestik ke Malaysia ke depan dapat
berlangsung melalui satu saluran/mekanisme yang disepakati oleh pemerintah kedua negara
sehingga dapat lebih mudah dalam melakukan kontrol dan pengawasan," ujarnya.
Sementara itu, Datuk Seri Saravanan Murugan mendukung langkah yang akan dilakukan dan
pihaknya akan memperkenalkan satu aplikasi yang dapat membantu PMI di Malaysia. "Sistem
aplikasi ini mampu membantu PMI untuk pihak Kementerian SDM Malaysia, apabila PMI
memperoleh perlakuan tidak baik dari majikannya," katanya.
Datuk Seri Saravanan menyambut positif adanya komitmen bersama Indonesia dengan Malaysia
soal PMI di Malaysia. Pihak Kerajaan Malaysia pun telah memiliki kebijakan baru untuk membantu
PMI di negeri Jiran.
90