Page 48 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 DESEMBER 2020
P. 48

Ilham Killing, koordinator lapangan dari aksi ini, membeberkan, sejak awal, aksi ini adalah aksi
              damai untuk menuntut kejelasan nasib buruh yang selama ini tidak mendapat keadilan. Akan
              tetapi,  sejak  dini  hari  aksi  berlangsung,  mereka  terus  mendapat  intimidasi  dari  perwakilan
              perusahaan.

              "Sejak subuh kami aksi, dan terus diintimidasi oleh pihak yang mengaku humas perusahaan.
              Mereka tidak senang dengan aksi ini, tapi kami tidak ingin terpancing," ucapnya.

              Menurut Ilham, pihaknya mempertanyakan kejelasan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKW1)
              Pekerja/Karyawan PT VDNI dan PT OSS. Sebab, selama ini banyak pekerja yang jangka waktu
              bekerjanya lebih dari tiga tahun, tapi belum ada kejelasan status.

              "Kami juga menuntut kenaikan upah bagi pekerja/buruh yang sudah lebih dari 1 tahun bekerja
              karena kami lihat sudah tidak sesuai lagi dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun
              2015, Pasal 42," tambahnya.

              Hingga sekitar pukul 13.00, tutur Ilham, pihak perusahaan tidak juga datang untuk bertemu.
              Sementara itu, jumlah massa terus bertambah sekitar 3.000 orang.

              "Tiba-tiba,  dari  belakang  polisi  itu  ada  lemparan  botol  air  mineral  dan  batu.  Kami  berlarian
              menyelamatkan diri. Bentrokan tidak lama terjadi. Kami juga dihalau dengan gas air mata. Sejak
              saat itu, saya menarik diri karena situasi tidak terkontrol," kata Ilham.

              Dari informasi yang diperoleh, ucap Ilham, sejumlah buruh yang berada di dalam perusahaan
              juga  terpancing  dengan  kejadian  ini.  Bentrokan  meluas  di  dalam  area  perusahaan  PT  VDNI
              tersebut. Ia menduga, buruh ini telah lama memendam kekecewaan sehingga ketika ada aksi
              besar lalu mengambil sikap.

              "Saya menegaskan, aksi ini sejak awal adalah aksi damai, dan hanya ingin bertemu dengan GM
              PT  VDNI.  Karena  kami  menduga  informasi  kekecewaan  buruh  tidak  sampai  ke  petinggi
              perusahaan. Apa yang terjadi sampai malam ini tidak pernah ada dalam rencana aksi," tuturnya.

              Aksi  kali  ini,  Ilham  menambahkan,  merupakan  jilid  kedua  dari  aksi  yang  berlangsung  akhir
              November lalu. Saat itu, aksi tidak menemui titik temu sehingga diagendakan untuk aksi kedua.
              Pihaknya juga sudah ke Disnakertrans Sultra dan mengajukan tuntutan. Akan tetapi, tuntutan
              tersebut ditolak oleh perwakilan perusahaan.

              Perwakilan perusahaan yang dihubungi tidak juga memberikan keterangan hingga Senin malam.
              Juru Bicara PT VDNI dan PT OSS Dyah Fadilat, juga Deputi Eksternal Manager PT VDNI Achmad
              A Chairillah Widjan, tidak merespons pertanyaan lewat pesan pendek yang dkirimkan.

              Bukan kali ini saja pihak perusahaan tidak merespons apa yang terjadi di dalam perusahaan
              dengan  investasi  puluhan  triliun  rupiah  tersebut.  Beberapa  waktu  lalu,  anggota  Sekretariat
              Jenderal Dewan Ketahanan Nasional pun bahkan ditolak untuk berkunjung ke lokasi perusahaan
              dengan alasan pandemi Covid-19.

              Artikel Ini Sudah tayang di HARIAN KOMPAS, dengan judul: Demonstrasi Buruh Smelter Nikel di
              Konawe Ricuh, Satu Tungku dan Belasan Truk Terbakar.













                                                           47
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53