Page 379 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 AGUSTUS 2020
P. 379

"RUU  ini  bisa  juga  menjawab  urgensi  kebutuhan  kita.  Kita  ingin  investasi  bisa  lebih  tumbuh
              sehingga kalau investasi tumbuh kesempatan kerja tumbuh maka itu ada Cipta Kerja," kata dia
              dalam webinar, di Jakarta, Jumat (28/8/2020).

              RUU Cipta Kerja  ini sangat penting untuk dipertimbangkan. Karena dengan pandemi Covid-19
              yang tidak tahu kapan berakhirnya, sepanjang vaksin dan obat belum ditemukan maka yang
              terdampak signifikan selain krisis kesehatan juga pertumbuhan ekonomi.

              Pada kuartal II 2020 Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi negatif 5,32
              persen.  Bahkan  banyak  peneliti  dan  pemerhati  memprediksikan  bahwa  kuartal  III  juga  bisa
              negatif.  Oleh  karena  itu,  diperlukan  kebijakan-kebijakan  yang  bisa  terus  mendorong
              pertumbuhan ekonomi.

              "Dan  biasanya  pertumbuhan  ekonomi  itu  didorong  oleh  adanya  investasi  jadi  cofid-19  ini
              memang kita lihat investasi turun maka tantatangannya bagaimana," kata dia.

              Dia menambahkan, stuasi penciptaan lapangan kerja ke depan itu berubah dibandingkan situasi
              sebelum  pandemi  Covid-19.  Penciptaan  lapangan  kerja  mendatang  akan  menghadapi
              transformasi. Misalnya saja adalah mungkin hilangnya jenis pekerjaan tertentu dan bisa saja itu
              menyangkut teman-teman buruh.

              "Beberapa pekerjaan yang sifatnya tenaga pabrik dan sebagiannya karena dengan kecepatan
              era digital maka tentu beberapa pekerjaan juga pasti akan hilang. Tantangannya bukan hanya
              sekedar  menciptakan  investasi  menciptakan  lapangan  kerja  tapi  adalah  jenis  pekerjaan  apa
              sebetulnya yang di dalam  RUU Cipta Kerja  ini betul-betul diantisipasi menjadi peluang kita
              untuk  recovery  ekonomi pasca pandemi covid 19," tandas dia.

              Reporter: Dwi Aditya Putra  Sumber: Merdeka.com   " di Liputan6 Pagi SCTV setiap Senin pukul
              05.30 WIB, mulai 10 Agustus 2020  Sebelumnya, Peneliti Institute for Development of Economics
              and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus, menyatakan, kemudahan investasi yang digaungkan
              melalui Rancangan Undang-Undang  Cipta Kerja  (RUU Ciptaker) akan menjadi stimulus untuk
              menyerap tenaga kerja.

              "Kalau  dilihat  rules-nya,  pemerintah  ingin  buat  lapangan  kerja  semakin  banyak  lewat  jalur
              investasi, melalui RUU Cipta Kerja," katanya saat dihubungi, Kamis (27/8/2020).
              Meski demikian, dirinya mengingatkan, kemudahan investasi dapat menjadi peluang sekaligus
              tantangan bagi pemerintah. Kian banyak investasi yang datang bakal meningkatkan serapan
              tenaga kerja secara merata di dalam negeri.

              Tantangan  yang  dihadapi  juga  kian  besar.  Karenanya,  pemerintah  harus  segera  menyeleksi
              investasi  yang  diizinkan  masuk  setelah  RUU  Ciptaker  disahkan.  Disarankan  mengutamakan
              industri padat karya mengingat pengangguran menjadi persoalan yang tengah dihadapi.

              "Kalau tidak, serapan tenaga kerjanya akan minim," tambah dia.

              Heri mengungkapkan, rasio investasi di Indonesia kini tergolong besar terhadap produk domestik
              besar, sekitar 32 persen. Tertinggi pertama dari konsumsi rumah tangga (55%).

              Sayangnya, ungkap dia, kontribusi investasi tersebut kurang signifikan terhadap serapan tenaga
              kerja. Pangkalnya, sebagian besar tidak membutuhkan banyak sumber daya manusia (SDM),
              seperti industri digital dan keuangan.
              "Investor  yang  di  sektor  manufaktur,  contohnya  sektor  jasa  dan  barang,  itu  kontribusinya
              semakin kecil, semakin melandai," jelasnya..


                                                           378
   374   375   376   377   378   379   380   381   382   383   384