Page 134 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 FEBRUARI 2021
P. 134
Ringkasan
Menteri Ketenagakerjaan ( Menaker ) Ida Fauziyah mengatakan partisipasi Angkatan kerja
penyandang disabilitas di Indonesia masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh masih terbatasnya
ketersediaan lapangan kerja dan diskriminasi serta stigma bagi penyandang disabilitas di dunia
kerja. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Februari 2020 mencatat jumlah
penduduk usia kerja penyandang disabilitas sebanyak 17,74 juta orang.
PEKERJA PENYANDANG DISABILITAS DI INDONESIA MASIH RENDAH, INI
PENYEBABNYA
Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan ( Menaker ) Ida Fauziyah mengatakan partisipasi Angkatan
kerja penyandang disabilitas di Indonesia masih rendah. Hal ini dipengaruhi oleh masih
terbatasnya ketersediaan lapangan kerja dan diskriminasi serta stigma bagi penyandang
disabilitas di dunia kerja.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Februari 2020 mencatat jumlah
penduduk usia kerja penyandang disabilitas sebanyak 17,74 juta orang.
"Sementara itu yang masuk ke angkatan kerja ada sebanyak 7,8 juta orang yang berarti Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Penyandang Disabilitas hanya sekitar 44 persen, jauh di bawah
angka TPAK Nasional yang sebesar 69 persen," kata Menaker dalam Dialog Interaktif
Ketenagakerjaan Inklusif Bersama Menteri Ketenagakerjaan, Rabu (24/2/2021).
Sedangkan jumlah penyandang disabilitas yang bekerja sebanyak 7,57 juta orang dan jumlah
pengangguran terbuka penyandang disabilitas sebesar 247 ribu orang dengan Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 3 persen "Rendahnya tingkat partisipasi Angkatan kerja
penyandang disabilitas menunjukkan bahwa banyak penyandang disabilitas sudah terlebih
dahulu mundur dan tidak berani masuk ke dalam pasar kerja," ujarnya.
Adapun ketersediaan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas lebih banyak di sektor
pelayanan, jasa dan ritel dibanding sektor industri.
Menurutnya, rendahnya partisipasi di sektor industri, dipengaruhi oleh beberapa permasalahan
seperti tidak tersedianya aksesibilitas di lingkungan kerja, kesenjangan sosial, dan pelatihan
pendidikan yang tidak inklusif.
Akan tetapi di tengah situasi ketenagakerjaan dunia yang penuh tekanan sebagai imbas pandemi
Covid 19, saat ini ada satu hal yang membuka peluang penyandang disabilitas untuk
berkontribusi di dunia kerja. Peluang itu adalah pemanfaatan teknologi yang mampu
menciptakan diversifikasi keterampilan, yang dapat dimanfaatkan oleh penyandang disabilitas.
"Oleh karena itu saya berharap agar semua perusahaan baik swasta, BUMN dan BUMD, terutama
perusahaan yang para CEO dan pimpinannya hadir pada acara hari ini, dapat terus memberikan
kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas di masa pandemi ini, sesuai amanat Undang-
undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang penyandang disabilitas," pungkasnya.
Kamar dagang dan industri (Kadin) Jawa Timur meminta perusahaan untuk bisa merekrut
pekerja dari kelompok penyandang disabilitas, sebab serapannya masih kecil meski telah diatur
dalam UU Nomor 8 Tahun 2016.
Ketua Umum Kadin Jatim Adik Dwi Putranto mengatakan, lembaganya tidak hanya melakukan
pemberdayaan dan peningkatan SDM kepada siswa normal, tetapi juga mendorong perusahaan
menyerap penyandang disabilitas.
133