Page 82 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 25 FEBRUARI 2021
P. 82
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mencatat, kurang lebih setiap
harinya sebanyak 12 pekerja di Indonesia mengalami cacat permanen dan 7 pekerja meninggal
dunia akibat dari kecelakaan di tempat kerja, dengan kecelakaan kerja terbesar disumbang oleh
sektor manufaktur dan konstruksi sebesar 63,6%; sektor transportasi 9,3%; sektor kehutanan
3,8%, pertambangan 2.6% dan sisanya sebesar 20,7%.
Dengan melihat tingginya tingkat kecelakaan kerja tersebut, maka diperlukan upaya maksimal
untuk mencegah agar kecelakaan kerja tidak terjadi kembali.
Saat ini, sebagian besar perusahaan manufaktur lokal masih menghadapi persoalan kurangnya
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil, yang membuat produktivitas dan
pertumbuhan secara keseluruhan menjadi terhambat.
Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2020, 57,5%
dari total 126,51 juta penduduk yang bekerja di Indonesia, memiliki tingkat pendidikan yang
rendah.
Hal ini tentunya sangat mempengaruhi rendahnya kesadaran pekerja akan pentingnya budaya
K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja). Pada saat yang sama, pemberi kerja juga berisiko harus
menanggung biaya yang besar apabila kecelakaan kerja di tempat kerja terjadi.
"Saat ini kita semakin mendekati visi Industri 5.0, di mana sebuah pabrik yang cerdas dapat
mengkolaborasikan manusia dan alat berat bekerja secara bersama-sama, dengan tetap
mementingkan persyaratan keselamatan dan kepatuhan di tempat kerja," kata Regional Director
of Asia Pacific di Universal Robots James McKew dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Rabu
(24/2/2021).
81