Page 13 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 31 AGUSTUS 2021
P. 13

Pengaturan hal tersebut terdapat dalam Pasal 81 angka 42 Undang-Undang Nomor 11
              Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (UU Cipta Kerja) yang memuat Pasal 154A ayat (1)
              huruf  b  Undang-Undang  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan  (UU
              Ketenagakerjaan) berbunyi: (1) Pemutusan Hubungan Kerja dapat terjadi karena alasan:
              b.  Perusahaan  melakukan  efisiensi  diikuti  dengan  penutupan  perusahaan  atau  tidak
              diikuti  dengan  penutupan  perusahaan  yang  disebabkan  perusahaan  mengalami
              kerugian; PHK karena efisiensi yang tidak diikuti dengan penutupan perusahaan diatur
              dalam  Peraturan  Pemerintah  No.  35  Tahun  2021  Tentang  Perjanjian  Kerja  Waktu
              Tertentu, Alih Daya, Waktu Kerja dan Waktu Istirahat, Dan Pemutusan Hubungan Kerja.

              PP turunan dari UU Cipta Kerja tersebut juga mengatur hak pekerja yang terkena PHK.

              Pasal  43  ayat  1  dan  ayat  2  PP  35/2021  mengatur:  Pasal  43  (1)  Pengusaha  dapat
              melakukan  Pemutusan  Hubungan  Kerja  terhadap  Pekerja/Buruh  karena  alasan
              Perusahaan melakukan efisiensi yang disebabkan Perusahaan mengalami kerugian maka
              Pekerja/  Buruh  berhak  atas:  a.  uang  pesangon  sebesar  0,5  (nol  koma  lima)  kali
              ketentuan Pasal 40 ayat (2); b. uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali
              ketentuan Pasal 40 ayat (3); dan c. uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 40
              ayat (4).

              (2) Pengusaha dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja terhadap Pekerja/Buruh
              karena  alasan  Perusahaan  melakukan  efisiensi  untuk  mencegah  terjadinya  kerugian
              maka Pekerja/Buruh berhak atas: a. uang pesangon sebesar 1 (satu) kali ketentuan
              Pasal 40 ayat (2); b. uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali ketentuan Pasal
              40 ayat (3); dan c. uang penggantian hak sesuai ketentuan Pasal 40 ayat (4)  Uang
              penggantian hak yang seharusnya diterima sebagaimana dimaksud di atas meliputi: a.
              cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; b. biaya atau ongkos pulang untuk
              Pekerja/Buruh dan keluarganya ke tempat dimana Pekerja/ Buruh diterima bekerja; dan
              c.  hal-hal  lain  yang  ditetapkan  dalam  Perjanjian  Kerja,  Peraturan  Perusahaan,  atau
              Perjanjian Kerja Bersama.

              Berikut rincian besaran pesangon dan penghargaan masa kerja seperti diatur dalam PP
              35/2021.

              PP  35/2021  juga  mengatur  soal  pembuktian  perusahaan  mengalami  kerugian  atau
              mencegah terjadinya kerugian.


              Dalam penjelasan Pasal 43 ayat 1 dan ayat 2 disebutkan bahwa perusahaan mengalami
              kerugian  dapat  dibuktikan  antara  lain  berdasarkan  hasil  audit  internal  atau  audit
              eksternal.

              Sementara efisiensi untuk mencegah terjadinya kerugian ditandai antara lain adanya
              potensi penurunan produktivitas perusahaan atau penurunan laba yang berdampak pada
              operasional perusahaan.

              Mahkamah  Agung  dalam  Putusan  Mahkamah  Agung  No.  69K/Pdt.Sus-PHI/2017
              membenarkan pelaksanaan PHK karena efisiensi tanpa harus menutup perusahaan.

              Putusan tersebut terkait kasus PT. Indo Baja Dayatama melawan Abdul Hafiz Akbar, dkk
              (8  orang)  dilingkup  Pengadilan  Hubungan  Industrial  pada  Pengadilan  Negeri  Jakarta
              Pusat.

                                                           12
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18