Page 97 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 30 SEPTEMBER 2020
P. 97

HERAN TIBA-TIBA PENGATURAN PERLINDUNGAN PEKERJA MIGRAN MASUK RUU
              CIPTAKER
              Anggota Komisi IX DPR  dari  Fraksi PKS  Kurniasih Mufidayati  heran dengan masuknya secara
              tiba-tiba pengaturan tentang  Perlindungan Pekerja Migran  Indonesia dalam muatan  omnibus
              law  RUU Cipta Kerja  . Apalagi sebelumnya pemerintah mengaku RUU sudah hampir rampung
              dan akan segera disahkan.

              Sementara  pasal-pasal  di  bidang  ketenagakerjaan  lainnya,  khususnya  pengaturan  pekerja  di
              Indonesia,  masih  banyak  yang  kontroversial  sehingga  mendapat  penolakan,  terutama  dari
              kalangan pekerja. Lalu tiba-tiba justru memasukan pengaturan tentang perlindungan pekerja
              migran, kata dia.

              Menurut Mufida, pengaturan perlindungan pekerja migran sudah ada dan cukup baik dalam UU
              yang relatif baru yaitu UU Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia.

              Menurut  Mufida,  harusnya  yang  dilakukan  pemerintah  adalah  segera  membuat  peraturan
              turunan dari UU Perlindungan PMI tersebut melalui Peraturan Pemerintah atau Peraturan Menteri
              Ketenagakerjaan untuk pengaturan lebih detail dan teknis dari apa yang sudah ada di UU Nomor
              18 Tahun 2017. Dengan demikian upaya perlindungan PMI bisa lebih maksimal. Apalagi masih
              banyak kasus-kasus yang dialami oleh PMI baik di luar negeri.

              "Selesaikan dulu pekerjaan rumah peraturan turunan dari UU Nomor 18 Tahun 2017. Buatkan
              aturan  yang  memberikan  perlindungan  maksimal  bagi  pekerja  migran  kita,  sejak  dari  dalam
              negeri maupun setelah bekerja di luar negeri. Masih banyak persoalan perlindungan pekerja
              migran yang belum terselesaikan, alih-alih memasukannya dalam RUU Cipta Kerja," kata Mufida.

              Anggota DPR dari daerah pemilihan Jakarta 2 dan luar negeri ini juga mempertanyakan apa
              filosofi  memasukan  aturan  perlindungan  pekerja  migran  ini  ke  dalam  RUU  Cipta  Kerja  yang
              kontroversial. Apalagi selama ini gembar-gembor pemerintah bahwa omnibus law cipta kerja ini
              bertujuan untuk menarik investasi khususnya dari luar negeri. Sehingga menjadi kurang relevan
              memasukan isu perlindungan pekerja migran ke dalam RUU Cipta Kerja.

              "Untuk  RUU  Cipta  Kerja  ini  lebih  baik  pemerintah  fokus  pada  muatan  pengaturan  tentang
              ketenagakerjaan di dalam negeri agar lebih memperhatikan aspirasi pekerja dan memberikan
              kenyamanan bagi para pekerja lokal di dalam negeri," kata Mufida.

              Mufuda mencatat perubahan dalam UU pekerja migran yang akan diatur ulang dalam RUU Cipta
              Kerja.  Ia  menerangkan,  ada  keinginan  untuk  menghilangkan  peran  kementerian  terkait
              penerbitan  izin  perusahaan  penempatan  pekerja  migran  atau  surat  izin  P3MI  ke  lembaga
              pemerintah yang lainnya.

              Bagi Mufida, hal tersebut justru akan mengurangi pengontrolan terhadap P3MI, karena lembaga
              yg  disebut  dalam  usulan  itu  sebagai  pemerintah  pusat  bisa  jadi  lembaga  umum  yang  tidak
              mengerti terhadap permasalahan PMI karena menjadi lembaga yang sangat umum mengurus
              izin perusahaan umum lainnya.

              Terkait perpanjangan izin P3MI ingin dihapuskan karena persyaratan perpanjangannya, ini akan
              berdampak buruk terhadap kontrol terhadap kinerja P3MI, termasuk evaluasi, data dan kinerja.
              "Ini penting agar pengiriman PMI bisa lebih terkontrol, karena 80 persen permasalahan PMI di
              luar negeri karena proses rekrutmen PMI yang buruk," kata dia.

                Judul               Program IM Japan Kemenaker Dorong Yoseph Jadi Pebisnis Sukses
                                    Dunia Digital
                Nama Media          investor.id
                                                           96
   92   93   94   95   96   97   98   99   100   101   102