Page 244 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 19 April 2021
P. 244

Direktur Fast Food Indonesia Dalimin Juwono mengatakan, Perseroan dan SPBI telah melewati
              banyak forum mediasi atau triparti dengan SPBI di Kantor Dinas Tenaga Kerja, baik Dinas Kota
              Surabaya maupun Dinas Provinsi Jawa Timur. Sampai saat ini, KFC masih tetap sesuai dengan
              koridor ketentuan peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Perusahaan pun telah mengadakan
              kesepakatan untuk perbaikan-perbaikan di tahun 2021 sejak bulan Januari 2021 dan mencapai
              puncak kesepakatan pada tanggal 29 Maret 2021.

              "Kiranya  hasil  dari  kesepakatan-kesepakatan  itu  tidak  diketahui  secara  utuh  oleh  SPBI  dan
              karenanya  dalam  aksi  demonstrasi  pada  12  April  2021  tersebut,  perwakilan  Perseroan  telah
              memberikan  arahan  kepada  SPBI  untuk  berkordinasi  dengan  SPFFI  atas  hasil  kesepakatan-
              kesepakatan perbaikan di tahun 2021," kata dia dalam keterbukaan informasi dikutip, Sabtu, 17
              April 2021.

              Menurut Dalimin, Perseroan sebelumnya sudah pernah dilaporkan oleh SPBI pada pertengahan
              tahun 2020 di Disnaker Provinsi Jawa Timur sehubungan dengan kebijakan penyesuasian upah
              yang sudah melalui tahapan hubungan industrial berupa dialog bipartit dengan Serikat Pekerja
              Fast Food Indonesia (SPFFI) yang beranggotakan sekitar 9.000 pekerja dari total 14.000 pekerja
              KFC.

              Kendati demikian, lanjut Dalimin, Perseroan tidak memiliki persoalan dengan Serikat Pekerja.
              Bahkan, Perseroan menjalankan hubungan industrial yang baik dan terbuka serta hadir dalam
              forum dialog bipartit maupun forum mediasi atau tripartit dengan SPFFI maupun dengan serikat
              pekerja lainnya termasuk SPBI.

              Terkait  dengan  besaran  nilai  gaji,  tunjangan,  dan  THR  yang  belum  dibayarkan  per  akhir
              Desember 2020. Dalimin enggan menjelaskan secara rinci, namun kata dia, nilai beban gaji dan
              tunjangan tahun 2020 akan disampaikan pada akhir bulan April 2021 ketika perusahaan merilis
              laporan keuangan per akhir 31 Desember 2021.

              Sedangkan, nilai beban gaji dan tunjangan yang belum akan dibayarkan sampai 31 Desember
              2021 akan terus menurun dan akan disampaikan dalam laporan keuangan 31 Desember 2021
              pada akhir Maret 2022. Pada saat itu, kata Dalimin, sangat besar kemungkinan bahwa nilai ini
              sudah  terselesaikan.  "Sementara  untuk  THR  2021,  akan  dibayarkan  sesuai  ketentuan
              ketenagakerjaan dan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja tentang THR 2021 yaitu 7 hari sebelum
              hari raya," jelas dia.

              Sementara untuk pembayaran upah di bawa UMK, ia mengungkapkan, bahwa pembayaran upah
              yang terjadi sejak bulan April 2020 sudah ada dasar hukum berupa Perpres No. 12 Tahun 2020
              tentang Penetapan Bencana Non Alam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-9) sebagai
              bencana Nasional dan Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan, bahwa pemotongan upah dapat
              ditolerasi walaupun secara norma UU No.13 tahun 2003 melanggar hukum.

              "Namun  seiring  dengan  naiknya  tren  pendapatan  Perseroan  dan  kesepakatan  dengan  SPFFI
              maka  Perseroan  berencana  untuk  melakukan  penyesuasian  kebijakan  dan  mulai  untuk
              memberikan upah normal untuk pekerja terhitung sejak bulan April 2021," tukasnya.

              Ia  menuturkan  bahwa  Perseroan  juga  telah  bersepakat  dengan  SPFFI  dan  berencana  untuk
              melunasi  kewajiban  atas  karyawan  seiring  dengan  harapan  akan  naiknya  tren  pendapatan
              Perseroan dan setelah mencapai suatu target pendapatan tertentu yang disepakati SPFFI.

              Oleh  karena  itu,  menanggapi  dugaan  adanya  pelanggaran  norma  ketenangankerjaan  di
              Perseroan, Dalimin menyatakan, bahwa Perseroan telah diperiksa dan dapat diberikan toleransi
              berdasarkan gelar perkara atas laporan SPBI.

              "Hasil dari gelar perkara bahwa permasalah tersebut bukan ranah pengawasan ketenagakerjaan,
              dipersilahkan untuk diselesaikan dengan mekanisme UU No. 2 Tahun 2004," pungkasnya.
                                                           243
   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248   249