Page 137 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MEI 2020
        P. 137
     Alasan Pengusaha
               Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) menganggap SE ini hanya akan jadi
               alibi perusahaan agar dapat mencicil atau bahkan menunda pembayaran THR.
               Syarat 'buka-bukaan' laporan keuangan perusahaan untuk membuktikan bahwa
               mereka memang tengah kesulitan, misalnya, sulit terjadi di lapangan. Perusahaan
               cenderung tidak mau berkomunikasi dan memutuskan mekanisme pembayaran THR
               secara sepihak.
               "Mengacu pada kasus PT Yongjin dan PT Doosan di Sukabumi yang membayar THR
               dengan cara mencicil, justru mengakibatkan terjadinya hubungan industrial yang
               tidak harmonis. Buruh akhirnya melakukan aksi yang melibatkan ribuan orang," ujar
               Presiden KSPI Said Iqbal kepada reporter Tirto, Rabu (13/5/2020).
               KSPI yakin hal serupa terjadi di banyak tempat. Oleh karenanya mereka membuka
               posko di 30 provinsi. Selain terkait THR, para buruh juga bisa mengadu jika ada
               pelanggaran-pelanggaran ketenagakerjaan lain seperti PHK sepihak.
               "Setelah Lebaran, KSPI akan melakukan gugatan perdata secara massal kepada
               perusahaan-perusahaan tersebut," ujar Iqbal. "Kami akan menuntut mereka
               membayar THR secara penuh plus denda 5 persen."
               Iqbal juga mengatakan KSPI menggungat SE ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara
               (PTUN) dan Mahkamah Agung. Gugatan didaftarkan kemarin.
               Protes juga dilayangkan DPD Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) Papua
               Barat. Ketua DPD GSBI Papua Barat Yohanes Akwan mengatakan SE ini berpotensi
               membuat "perusahaan mengotak-atik hak THR para buruh dengan berbagai cara."
               Dalam keterangan tertulis, Rabu, Yohanes meminta gubernur, bupati, dan wali kota
               di Papua Barat untuk mendesak perusahaan membayar THR 100 persen. Hal ini
               penting karena menurutnya dalam situasi normal saja banyak perusahaan yang
               membandel tidak membayar THR secara penuh.
               Pengawasan dapat dilakukan dengan "melibatkan unsur serikat buruh, serta
               membentuk posko pengaduan di tingkat provinsi sampai kota/kabupaten."
               SE Vs Permenaker dan PP
               Alasan lain kenapa serikat-serikat menolak SE ini adalah karena ia bertentangan
               dengan peraturan yang ada di atasnya, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 78
               Tahun 2015 tentang Pengupahan (PP Pengupahan).
               "PP Pengupahan mewajibkan pengusaha membayar THR selambatnya H-7 lebaran.
               Bila terlambat akan dikenai denda 5 persen [dari total THR]," kata Presiden KSPI
               Said Iqbal.
               Pasal 7 mengatur waktu pembayaran maksimal H-7, sementara soal denda 5 persen
                                                      Page 136 of 191.





