Page 58 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 MEI 2020
P. 58

Dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19. Aturan tersebut
               menyatakan, perusahaan terdampak secara finansial akibat pandemi COVID-19
               dapat merundingkan pembayaran upah dengan pekerja hingga menuai
               kesepakatan.


               Surat edaran yang dibuat Menaker Ida Fauziyah tersebut, kata Nining, semakin
               memperparah kondisi hidup buruh dalam masa krisis.


               "Pasca surat edaran itu, buruh banyak yang di-PHK, dirumahkan, di-PHK sepihak.
               Apakah buruh dapat hak? Tidak," tuturnya.


               Nining menduga, ada perusahaan yang menjadikan SE Menaker dan COVID-19
               sebagai dalih merumahkan dan melakukan PHK massal.

               "Dalam situasi normal saja, tidak ada perusahaan yang transparan dan mau diaudit
               terbuka. Apalagi dalam kondisi sekarang, Orang diminta di rumah, sementara hak
               tak dipenuhi," ketusnya.


               Belum surut kekecewaannya terhadap negara. Terbit Surat Edaran Menaker, Nomor
               M/6/HI.00.01/V/2020 tentang Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan Tahun 2020
               di Perusahaan Dalam Masa Pandemi COVID-19.


               Terdapat klausul, apabila perusahaan tidak mampu membayar THR pada waktu
               yang sesuai perundang-undangan, harus ada dialog dengan pekerja.


               Proses dialog dilakukan secara kekeluargaan dan dilandasi keterbukaan laporan
               keuangan internal perusahaan. Dialog tersebut, sesuai SE itu, dapat menyepakati
               tiga hal: satu, pembayaran THR secara bertahap jika perusahaan tidak mampu
               membayar penuh; dua, pembayaran THR ditunda jika perusahaan tak mampu bayar
               sama sekali; tiga, waktu dan cara pengenaan denda keterlambatan pembayaran
               THR.

               SE itu, menurut Nining, menambah beban berat bagi pekerja. Usai di-PHK,
               dirumahkan, sekarang pemberian THR harus dicicil.

               "Ini sama saja kami dipaksa menghindari penyakit. Tapi dibiarkan mati di rumah
               sendiri," ujarnya.

               Terombang-ambing Kebijakan


               Sebulan usai kasus pertama terjangkit COVID-19 diumumkan Presiden Joko Widodo,
               pada awal Maret 2020, Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI) menaksir, akan
               muncul dampak yang besar bagi para buruh. Maka dari itu, mereka mendirikan
               posko pengaduan untuk buruh yang terdampak.

               Sekretaris Jenderal (Sekjend) DPP GSBI Emelia Yanti Siahaan mengatakan, awalnya
               posko dibuka untuk anggota. Namun seiring waktu mengakomodir non-anggota.
               Posko tersebut menerima pengaduan berupa pekerja di-PHK, dirumahkan,
               pembayaran upah tak layak, sampai kasus PHK tanpa surat.



                                                       Page 57 of 191.
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63