Page 30 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MEI 2021
P. 30

Ringkasan

              Memperingati  Hari  Buruh  Internasional  (May  Day)  2021,  Aliansi  pekerja  yang  juga  menjadi
              bagian dari Forum Komunikasi Buruh Bersatu (FKBB) DIY-Jawa Tengah (Jateng) itu, bersepakat
              untuk menyerukan 5 tuntutan kepada pemerintah, Sabtu (1/5/2021). Pertama, agar pemerintah
              mencabut  UU  Cipta  Kerja  beserta  peraturan  turunannya,  memberikan  hak  dasar  buruh,
              memberikan jaminan perlindungan atas hak bekerja, dan penghapusan sistem outsourcing.



              ALIANSI BURUH AJUKAN 5 TUNTUTAN KEPADA PEMERINTAH

              Yogyapos.com (YOGYA) - Memperingati Hari Buruh Internasional (May Day) 2021, Aliansi pekerja
              yang  juga  menjadi  bagian  dari  Forum  Komunikasi  Buruh  Bersatu  (FKBB)  DIY-Jawa  Tengah
              (Jateng) itu, bersepakat untuk menyerukan 5 tuntutan kepada pemerintah, Sabtu (1/5/2021).
              Pertama, agar pemerintah mencabut UU Cipta Kerja beserta peraturan turunannya, memberikan
              hak dasar buruh, memberikan jaminan perlindungan atas hak bekerja, dan penghapusan sistem
              outsourcing.

              Kedua,  mendesak  THR  dibayarkan  tepat  waktu  dan  tanpa  dicicil.  Ketiga,  pemerintah  segera
              menanggulangi  pandemi  Covid-19  dengan  mempercepat  vaksinasi.  Keempat,  usut  korupsi
              bantuan sosial dan fokus atasi penularan virus. Dan Kelima, terbitkan Perda Ketenagakerjaan
              DIY.
              Aksi para pekerja dimulai sejak pukul 15.30 WIB, bergerak dari titik kumpul di Kantor Dewan
              Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY Jalan Malioboro, Yogyakarta.

              Ada  dua  agenda  utama  yang  dilakukan.  Aksi  pertama  para  pekerja  menggelar  aksi  simpatik
              membagikan takjil di sepanjang Jalan Malioboro. Dan, aksi kedua mereka menemui pimpinan
              DPRD DIY untuk menyampaikan aspirasinya.

              Waljid Budi Lestarianto Koordinator Umum Aksi Hari Buruh di Yogyakarta menyoroti kegagalan
              pemerintah dalam melindungi kaum pekerja dan rakyatnya sepanjang setahun lebih pandemi
              Covid-19 terjadi di Indonesia.

              Waljid menyayangkan sikap pemerintah yang kurang serius di awal-awal pandemi, membuat
              krisis kesehatan terburuk dalam seratus tahun terakhir merembet ke segala sendi kehidupan.
              Pemerintah  tidak  memilik  skala  prioritas  yang  jelas.  Bimbang,  antara  fokus  menanggulangi
              pandemi atau menjaga ekonomi tetap tumbuh.

              "Sikap  meremehkan  pemerintah  itu  pada  akhirnya  membuat  Indonesia  tidak  mendapatkan
              keduanya, sistem kesehatan kolaps dan ekonomi tumbuh minus. Ujung-ujungnya pemerintah
              mengambil jalan pintas, menggencet buruh dan rakyat lainnya, dengan segala renik kebijakan
              yang merugikan," katanya.

              Waljid membeberkan ada sebelas kebijakan dan peraturan yang menyengsarakan kelas pekerja
              terbit sepanjang selama satu tahun pandemi Covid-19.

              "Empat  berupa  surat  edaran  menteri,  satu  undang-undang,  satu  peraturan  menteri,  satu
              peraturan presiden, dan empat peraturan pemerintah," katanya.
              Waljid menyesalkan, sepanjang setahun ini pemotongan upah dengan dalih pandemi Covid-19
              dilegitimasi  lewat  Surat  Edaran  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  M/3/HK.04/III/2020  dan
              Peraturan  Menteri  Ketenagakerjaan  Nomor  2  Tahun  2021  tentang  Pelaksanaan  Pengupahan
              pada Industri Padat Karya Tertentu dalam Masa Pandemi Covid-19.


                                                           29
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35