Page 935 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 MEI 2021
P. 935

Hal ini lantaran pemerintah telah memberikan banyak stimulus bagi dunia usaha untuk bisa tetap
              bertahan di masa pandemi CCovid-19.
              "Pemerintah  mewajibkan  teman-teman  dari  perusahaan,  dunia  swasta  membayarkan  secara
              penuh THR untuk karyawannya di Ramadhan tahun ini," ujar Sekretaris Kementerian Koordinator
              Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso dalam Rapat Koordinasi Teknis Perhubungan Darat
              Tahun 2021, Kamis (8/4/2021).

              Ia menjelaskan, salah satu insentif yang diberikan kepada pengusaha yakni Pajak Penjualan atas
              Barang Mewah (PPnBM) ditanggung pemerintah untuk mobil baru.

              Diskon pajak ini dinilai berhasil mengerek penjualan mobil hingga 143 persen di Maret 2021
              dibandingkan  bulan  sebelumnya.  Selain  itu,  ada  pula  insentif pajak pertambahan  nilai  (PPN)
              ditanggung pemerintah untuk properti atau perumahan.

              Stimulus  ini  menaikkan  penjualan  rumah  pada  Maret  2021  dibandingkan  bulan  sebelumnya.
              Secara  rinci  penjualan  rumah  pada  segmen  masyarakat  berpenghasilan  rendah  (MBR)  naik
              sebesar 10 persen, pada segmen menengah naik 20 persen, dan segmen atas naik 10 persen.

              Insentif lainnya juga diberikan dalam bentuk restrukturisasi kredit hingga penjaminan kredit.
              Susiwijono  menegaskan,  sederet  insentif  yang  digelontorkan  pemerintah  salah  satunya  agar
              pengusaha tetap mampu membayarkan THR pada karyawannya.

              "Selama pandemi berbagai insentif sudah kami berikan ke berbagai sektor, yang intinya pada
              saat Ramadhan ini, begitu sudah diberikan pemerintah mewajibkan perusahaan membayarkan
              secara penuh THR untuk karyawannya," pungkas dia.

              Sebelumnya, para buruh meminta Tunjangan Hari Raya (THR) tahun 2021 dibayarkan penuh,
              tidak  lagi  dicicil  seperti  tahun  lalu.  Terlebih  masih  ada  perusahaan  yang  belum  melunasi
              pembayaran THR tahun 2020.

              "Masak sekarang mau dicicil lagi, kapan lunasnya? Maka kami minta tidak ada lagi yang namanya
              mencicil untuk bayar THR," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said
              Iqbal dalam konferensi pers virtual, Senin (5/4/2021).

              Menurutnya,  serikat  buruh  berpegang  pada  pernyataan  Menteri  Koordinator  Perekonomian
              Airlangga Hartarto dalam pertemuan dengan 24 perwakilan Kamar Dagang dan Industri (Kadin)
              Indonesia, yang meminta pengusaha tahun ini berkomitmen membayar penuh THR karyawan.
              Oleh  sebab  itu,  pihaknya  meminta  agar  Menteri  Ketenagakerjaan  (Menaker)  Ida  Fauziyah
              nantinya  tidak  menerbitkan  surat  edaran  (SE)  yang  bertolak  belakang  dengan  pernyataan
              Airlangga.

              "Negara mengacu pada PP Nomor 78 Tahun 2015, itu belum dihapus, dan dalam aturan ini tidak
              ada disebut membayar THR itu mencicil," jelasnya.

              Sementara  itu,  Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemenaker)  masih  mempertimbangkan
              keputusan agar perusahaan membayarkan tunjangan hari raya (THR) kepada pekerja atau buruh
              tanpa dicicil. Menurut Sekretaris Jenderal Kemenaker Anwar Sanusi, pihaknya masih mengamati
              kondisi seluruh perusahaan tahun ini.

              "Iya ini yang menjadi opsi kita pertimbangan dari analisis perusahaan-perusahaan apakah masih
              kena dampaknya atau sudah bangkit," ujarnya kepada Kompas.com, Sabtu (3/4/2021).

              Kendati  demikian,  pihaknya  masih  merancang  sistem  pemberian  THR  dengan  Dewan
              Pengupahan Nasional. (*).


                                                           934
   930   931   932   933   934   935   936   937   938   939   940