Page 20 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JUNI 2021
P. 20
KOMPETENSI DAN FLEKSIBILITAS KERJA JADI KUNCI HADAPI REVOLUSI
INDUSTRI 4.0
Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah mengatakan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah
langkah untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Penggunaaan teknologi yang semakin
meningkat dalam segala aspek kehidupan membuat pekerjaan menjadi sangat fleksibel Oleh
karena itu, pada saat ini kompetensi dan fleksibilitas kerja menjadi poin utama dalam
menghadapi revolusi industri 4.0.
"Tenaga kerja juga dituntut untuk menguasai perkembangan teknologi dengan sofi skill yang
memadai. Selain itu kreativitas, inovasi, dan ke-wirausahaan akan menjadi penting bagi
perkembangan dunia usaha kedepannya,"ucap Ida dalam webinar Kesiapan Ketenagakerjaan
Indonesia
Menghadapi Revolusi Industri 4.0, Sabtu (12/6).
Saat ini, dunia digerakkan oleh arti-ficial intelligence, internet ofthing, dan big data. Sehingga
terjadi proses transformasi kemampuan dan transformasi pekerjaan yang menyebabkan
transformasi ekonomi dan transformasi di bidang ketenagakerjaan.
"Perubahan ini mempercepat transformasi ketenagakerjaan yang terus bergerak ke arah revolusi
industri 4.0. Pada akhirnya profil dan skill tenaga kerja yang dibutuhkan di masa depan juga
akan berubah. Dunia bergerak dari old economy ke netv economy," kata Ida.
Untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja, pemerintah menjalankan kebijakan pelatihan
vokasi lainnya seperti kebijakan triple skilling yakni skilling, re-skilling, dan upskilling bagi
pekerja, optimalisasi pemagangan berbasis jabatan, peningkatan soft skills, perubahan
kurikulum dan metode yang berfokus pada human digital online, penggunaan metode blended
training, serta kolaborasi dengan semua stakeholders.
Kemenaker juga terus melaksanakan program BLK Komunitas untuk memperluas jangkauan
pelatihan vokasi. "Menjadikan transformasi BLK sebagai salah satu lompatan besar yang
dilakukan untuk menjadikan BLK sebagai pusat pengembangan kompetensi dan produktivitas
tenaga kerja yang berdaya saing global serta dapat memenuhi kualifikasi kemampuan terbaru
yang dibutuhkan oleh dunia industri," ujar dia.
Ida mengatakan, saat ini pemerintah menjalankan investasi di dunia pendidikan agar dapat
menjadikan generasi muda kita memiliki pendidikan dan kompetensi yang tepat dan tidak hanya
menghasilkan ijazah semata. Indonesia memiliki potensi dan peluang besar dari adanya bonus
demografi yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 2030.
Pemerintah juga terus melakukan langkah-langkah perbaikan regulasi di bidang ketenagakerjaan
yang bertujuan untuk memudahkan pelaku usaha, melindungi pekerja dan menjawab tantangan
ketenagakerjaan yang akan sangat semakin kompleks kedepannya.
Beberapa isu yang muncul yaitu waktu kerja yang fleksibel dan bentuk hubungan baru antara
pemberi kerja dan pekerja. Hal-hal tersebut sudah diakomodasi melalui Undang Undang Cipta
Kerja. "Semua langkah ini adalah bukti bahwa pemerintah sangat serius mempersiapkan SDM
tenaga kerja kita menghadapi revolusi industri 4.0," kata Ida.
Transformasi Anggota DPN Digital Ekonomi Apindo, Ratri Sryantoro Wakeling mengatakan, tidak
semua solusi kebutuhan ketenagakerjaan dalam proses transformasi ini dapat diselesaikan
dengan merekrut talenta baru dari luar perusahaan. Karena untuk melakukan perekrutan tenaga
kerja membutuhkan proses yang sangat memakan biaya.
19