Page 22 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JUNI 2021
P. 22
Judul Faktor Ekonomi Menjadi Penyebab Anak Ikut Bekerja
Nama Media Koran Jakarta
Newstrend Peringatan Hari Dunia Menentang Pekerja Anak
Halaman/URL Pg2
Jurnalis N-3
Tanggal 2021-06-14 04:44:00
Ukuran 174x140mmk
Warna Hitam/Putih
AD Value Rp 34.800.000
News Value Rp 174.000.000
Kategori Kementerian Ketenagakerjaan
Layanan Korporasi
Sentimen Positif
Narasumber
negative - Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan) Ketidakberdayaan ekonomi orang tua dalam
memenuhi kebutuhan keluarga memaksa anak-anak terlibat dalam pekerjaan yang
membahayakan atau bahkan terjerumus dalam bentuk-betuk pekerjaan terburuk untuk anak
yang sangat merugikan keselamatan, kesehatan, dan tumbuh kembang anak
positive - Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan) Kami di Kemnaker serius dan tegas dalam
melakukan berbagai upaya konkrit guna mengurangi pekerja anak di Indonesia
neutral - Ida Fauziyah (Menteri Ketenagakerjaan) Langkah terakhir, pencanangan zona/ kawasan
bebas pekerja anak di Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan
Barat
Ringkasan
Faktor ekonomi menjadi penyebab anak-anak ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Kondisi tersebut berdampak pada adanya anak di Indonesia yang belum memperoleh hak
mereka secara penuh, terutama bagi anak yang terlahir dari keluarga prasejahtera.
"Ketidakberdayaan ekonomi orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga memaksa anak-
anak terlibat dalam pekerjaan yang membahayakan atau bahkan terjerumus dalam bentuk-betuk
pekerjaan terburuk untuk anak yang sangat merugikan keselamatan, kesehatan, dan tumbuh
kembang anak," ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah, dalam acara World Day
Agaisnt Labour 2021 secara virtual, di Jakarta, Sabtu (12/6).
FAKTOR EKONOMI MENJADI PENYEBAB ANAK IKUT BEKERJA
Faktor ekonomi menjadi penyebab anak-anak ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Kondisi tersebut berdampak pada adanya anak di Indonesia yang belum memperoleh hak
mereka secara penuh, terutama bagi anak yang terlahir dari keluarga prasejahtera.
21