Page 202 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 14 JUNI 2021
P. 202

"Kami  di  Kementerian  Ketenagakerjaan  serius  dan  tegas  dalam  melakukan  berbagai  upaya
              konkret guna mengurangi pekerja anak di Indonesia," ucap Menaker Ida Fauziyah.
              Sejumlah  upaya  juga  bakal  dilakukan  pada  2021  ini.  Pertama,  meningkatkan  kesadaran
              masyarakat,  terutama  di  daerah  pedesaan  dan  pada  kelompok  rentan  agar  peduli  pada
              pemenuhan hak anak dan tidak melibatkan anak dalam pekerjaan berbahaya. Hal itu dilakukan
              di antaranya melalui supervisi ke perkebunan kelapa sawit dan perkebunan tembakau.

              Kedua, langkah-langkah koordinasi dan asistensi untuk mengembalikan anak-anak ke pendidikan
              dengan menggunakan berbagai pendekatan.

              Ketiga, memberi pelatihan pada pekerja anak dari kelompok rentan (putus sekolah dan keluarga
              miskin)  dalam  program  pelatihan  berbasis  komunitas  dan  pemagangan  pada  lapangan
              pekerjaan.

              Keempat, memfasilitasi intervensi bantuan sosial atau pelindungan sosial pada kelompok /buruh
              dan  keluarga  miskin  yang  terdampak  Covid-19  yang  memiliki  kerentanan  terhadap  anggota
              keluarga untuk menjadi pekerja anak.

              Kelima, melakukan supervisi/pemeriksaan ke perusahaan yang diduga mempekerjakan anak.

              Keenam, melakukan sosialisasi/penyebarluasan informasi norma kerja anak kepada stakeholder.
              Dan  langkah  terakhir,  pencanangan  zona/  kawasan  bebas  pekerja  anak  di  Sumatera  Utara,
              Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Barat.
              Menaker  Ida  mengakui,  saat  ini  masih  ada  anak  di  Indonesia  yang  belum  memperoleh  hak
              mereka secara penuh, terutama bagi anak yang terlahir dari keluarga prasejahtera.

              "Ketidakberdayaan ekonomi orang tua dalam memenuhi kebutuhan keluarga memaksa anak-
              anak  terlibat  dalam  pekerjaan  yang  membahayakan  atau  bahkan  terjerumus  dalam  bentuk-
              bentuk pekerjaan terburuk untuk anak yang sangat merugikan keselamatan, kesehatan, dan
              tumbuh kembang anak," katanya.

              Ida juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pihak atas partisipasinya dalam
              penanggulangan  pekerja  anak,  serta  mengajak  instansi  terkait  dan  seluruh  komponen
              masyarakat, untuk bersama-sama mendukung penanggulangan pekerja anak secara nasional.

              "Stop pekerja anak! Mari dukung upaya pemerintah dengan meningkatkan kepedulian kepada
              anak-anak sekitar kita," tegas Ida.

              Sementara itu, Dirjen Binwasnaker & K3 Haiyani Rumondang menambahkan bahwa pekerja anak
              yang telah berhasil ditarik dari dunia kerja kemudian ditindaklanjuti ke dunia pendidikan formal,
              seperti SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan pendidikan non formal (paket A, paket B, paket C, dan
              pesantren).  "Program  pelatihan  telah  bekerjasama  dengan  Kementerian  Pendidikan  dan
              Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di tingkat Provinsi, Kementerian Sosial, Dinas
              Sosial di tingkat Provinsi, Kementerian Agama, Kantor Wilayah Agama Provinsi dan Lembaga
              Swadaya Masyarakat (LSM)," ungkap Haiyani. (*/jpnn)












                                                           201
   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206   207