Page 121 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 121

Tak hanya dikritik publik, Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) menilai program ini sarat konflik
              kepentingan dan rawan diselewengkan. KPK menyatakan ada sejumlah persoalan pada program
              Kartu Prakerja. Hal itu disampaikan setelah lembaga pimpinan Firli Bahuri melakukan kajian
              program yang banyak menyedot perhatian publik ini.

              KPK  menyoroti  empat  hal  terkait  program  ini.  Pertama,  soal  pendaftaran.  Menurut  data
              Kementerian  Ketenagakerjaan  dan  BPJS  Ketenagakerjaan  ada  1,7  juta  pekerja  terdampak.
              Namun,  hanya  sebagian  kecil  dari  angka  yang  terdampak  tersebut  yang  mendaftar  secara
              daring, yakni hanya 143.000 orang.

              Padahal ada 9,4 juta orang yang mendaftar selama tiga gelombang. Penggunaan anggaran
              sebesar Rp 30,8 miliar untuk fitur  recognition  guna pengenalan peserta juga dinilai tidak efisien.
              Kemitraan dengan platform digital dinilai rentan penyelewengan karena dilakukan tanpa melalui
              mekanisme Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

              Tak hanya itu. KPK juga menemukan terdapat konflik kepentingan pada lima platform digital
              dengan  lembaga  penyedia  pelatihan.  Selain  itu,  KPK  menilai  kurasi  materi  pelatihan  tidak
              dilakukan dengan kompetensi memadai. KPK juga menemukan pelatihan yang sebenarnya telah
              tersedia melalui jejaring internet dan tidak berbayar. Terakhir, KPK menilai metode pelaksanaan
              program pelatihan secara daring berpotensi fiktif, tidak efektif, dan dapat merugikan keuangan
              negara.

              Bermasalah  Hasil kajian KPK tersebut pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan yang selama
              ini menjadi kritik publik. Sejak pertama kali diluncurkan, program ini memang tak pernah sepi
              dari kritik. Sejumlah kalangan menilai, program Kartu Prakerja hanya menghambur-hamburkan
              anggaran karena tak sesuai kebutuhan.

              Karena, di masa pandemi rakyat lebih membutuhkan makanan dibanding pelatihan. Selain itu,
              usai ikut pelatihan juga tak ada jaminan peserta akan mendapat pekerjaan. Pasalnya, banyak
              perusahaan  yang  memilih  menghentikan  operasional  atau  menutup  pabrik  selama pandemi.
              Alih-alih  melakukan  rekrutmen  atau  penerimaan  karyawan,  banyak  perusahaan  yang
              merumahkan karyawannya atau melakukan pemutusan hubungan kerja karena dihajar corona.

              Program ini juga dikritik karena dinilai tak tepat sasaran. Sejak awal program ini diniatkan untuk
              membantu  masyarakat  yang  kehilangan  pekerjaan  akibat  pandemi.  Namun  dalam
              perjalanannya, banyak warga biasa yang notabene bukan pengangguran dan korban PHK bisa
              lolos menjadi peserta.

              Hal  ini  terjadi  karena  database  yang  tak  memadai  dan  pemilihan  peserta  yang  acak  tanpa
              seleksi. Mekanisme pelaksanaan program ini juga menjadi sorotan. Karena, mitra Kartu Prakerja
              ditunjuk  langsung  tanpa  melalui  tender  atau  lelang.  Hal  ini  dinilai  tak  sesuai  ketentuan
              pengadaan barang dan jasa. Juga dinilai rentan dan rawan penyelewengan.
              Dievaluasi  Pemerintah harus bebenah. Hasil kajian dan rekomendasi dari lembaga anti korupsi
              tersebut harus menjadi bahan evaluasi agar program ini tak terus dibully. Temuan KPK bisa
              menjadi masukan dan bahan guna memperbaiki program ini baik dari sisi kebijakan, regulasi
              maupun pelaksanaan. Pemerintah, dalam hal ini Kemenko Bidang Perekonomian harus legawa
              dan mempertimbangkan saran, masukan dan rekomendasi KPK juga kritik publik.

              Pemerintah harus melakukan evaluasi dan perbaikan tata kelola program ini. Perbaikan yang
              dilakukan jangan hanya di permukaan, namun juga terkait substansi dari raison d'etre program
              Kartu Prakerja ini.

              Dengan perbaikan tersebut diharapkan program ini bisa sesuai harapan, yakni meningkatkan
              kompetensi bukan menimbulkan korupsi dan merangsang produktivitas bukan mental memelas.

                                                           120
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126