Page 133 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 133
Oleh karenanya, sistem daring ini harus dilengkapi dengan tahapan verifikasi berdasarkan best
practice internasional dan sektor jasa keuangan yaitu know your customer (KYC), salah satu
yang efektif menggunakan teknologi face matching. Gunanya untuk mencegah fraud dari oknum
yang ingin memanfaatkan Nomor Induk Kependudukan (NIK) orang lain dalam mendaftar Kartu
Prakerja.
Penggunaan teknologi ini merupakan bentuk kehati-hatian Manajemen Pelaksana untuk
memastikan uang negara tersalurkan tepat sasaran. Untuk membantu pendaftaran bagi
sebagian masyarakat yang belum memiliki akses internet, pemerintah telah memberikan
layanan fasilitasi dan bimbingan masyarakat.
Ke depannya, pendaftaran dapat dilakukan secara luring (offline) dengan melibatkan Dinas
Ketenagakerjaan di setiap provinsi. Data pendaftaran luring nantinya dapat dikoordinasikan oleh
Kementerian Ketenagakerjaan untuk kemudian diserahkan kepada Manajemen Pelaksana untuk
ditindaklanjuti.
1 dari 1 halaman Bahasa Inggris Paling Diminati Dari 3.000 jenis pelatihan yang ditawarkan
dalam kartu prakerja, baru sekitar 1.200 jenis pelatihan yang diminati, di antaranya yang paling
banyak adalah pelatihan Bahasa Inggris.
"Ternyata minat nomor satu itu adalah Bahasa Inggris, dan itu Bahasa Inggrisnya bukan hanya
satu penyedia ya. Jadi banyak sekali yang menyediakan Bahasa Inggris," ujar Denni.
Denni menambahkan, 85 persen dari peserta kartu prakerja berasal dari kelompok usia 18 - 35
tahun, yang memungkinkan dorongan untuk melek teknologi lebih besar. Sehingga dalam
mencari informasi secara mandiri dengan cakupan yang lebih luas, mereka membutuhkan
kemampuan bahasa selain bahasa Indonesia.
"Berarti Bahasa Inggris is a must, karena informasi tidak bisa hanya dari orang-orang Indonesia
saja tapi dia juga bisa belajar dari dunia Internasiona," kata Denni.
Di urutan berikutnya, Denni menyebutkan yang paling banyak diminati adalah pelatihan
kewirausahan. Sebab dalam situasi pandemi seperti sekarang ini, lowongan pekerjaan juga
semakin sedikit seiring sedikitnya kantor yang beroperasi.
"Karena dalam masa pandemi ini kan lowongan pekerjaan sulit, mau kerja ke kantor juga nggak
bisa, pabrk juga belum tentu buka, hotel belum tentu buka, maka mereka kemudian inisiatif
bukan untuk applying for job, tapi creating their own job," pungkas Denni.
Reporter: Pipit Ika Sumber: Liputan6.com [idr].
132