Page 18 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 23 JUNI 2020
P. 18

Ringkasan

              Gelombang  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  di  sejumlah  perusahaan  diperkirakan  akan
              semakin sering terdengar. Kondisi ini dinilai wajar terjadi mengingat tekanan pandemi Covid-19
              terhadap perekonomian semakin berat.
              Pengamat  Kebijakan  Publik  dan  Ekonomi  Universitas  Indonesia  (UI)  Harriyadln  Mahardika
              mengatakan, rasionalisasi sumber daya manusia (SDM) yang terjadi di ber-bagal perusahaan
              adalah hal lumrah terjadi lantaran banyak sektor yang mengalami penurunan permintaan akibat
              meluasnya pandemi Covid-19.



              GELOMBANG PHK DIPREDIKSI KIAN MARAK

              Gelombang  pemutusan  hubungan  kerja  (PHK)  di  sejumlah  perusahaan  diperkirakan  akan
              semakin sering terdengar. Kondisi ini dinilai wajar terjadi mengingat tekanan pandemi Covid-19
              terhadap perekonomian semakin berat.
              Pengamat  Kebijakan  Publik  dan  Ekonomi  Universitas  Indonesia  (UI)  Harriyadln  Mahardika
              mengatakan, rasionalisasi sumber daya manusia (SDM) yang terjadi di ber-bagal perusahaan
              adalah hal lumrah terjadi lantaran banyak sektor yang mengalami penurunan permintaan akibat
              meluasnya pandemi Covid-19.

              "PHK jadi pilihan sulit yang tidak bisa dihindari lagi. Tentunya perusahaan akan fokus pada
              keberlangsungan  bisnis  jangka  panjang  dan  elisiensi  SDM  ini  pilihan  paling  logis."  kata
              Mahardika, dikutip dari kontan, co.id. Senin (22/6).
              Sementara Menteri Keuangan Sri Mulvani Indrawati dalam dalam Townhall Meeting virtual pada
              Jumat (19/6) telah memprediksi, ekonomi di kuartal II 2020 bakal terkontraksi hingga minus
              3.8 persen.

              "Kuartal II ini. kita akan menghadapi tekanan yang tidak mudah. Kemungkinan kita akan dalam
              kondisi pertumbuhan ekonomi negatif. Estimasi Badan Kebijakan Fiskal (BKF) minus 3.8 persen."
              kataya.

              Marryadin pun meminta pemerintah agar tanggap terhadap situasi yang memburuk ini. "Paket
              stimulus yang tengah digodok pemerintah harus tepat sasaran, terutama diarahkan ke sektor
              yang menyerap banyak tenaga kerja agar kondisi pelaku bisnis cepat pulih dan kembali dapat
              menyerap tenaga kerja." jelas Hartyadin.

              Harryadin menambahkan, dalam situasi krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19 se-l>erti saat
              ini. perusahaan cenderung fokus memperkuat bisnis intinya. Dampaknya, bisnis atau layanan
              lain akan ditutup, sehingga keberlangsung bisnis secara jangka panjang lebih aman.

              "Dalam situasi krisis, tidak mungkin pemsahaan akan menaikkan harga, karena daya beli juga
              menurun.  Elisiensi  dengan  memangkas  layanan  adalah  opsi  yang  wajar  dilakukan  agar
              perusahaan bisa tenis mempertahankan bisnisnya," tambahnya.

              Ekonom Indef Bhima Yudhistira memperkirakan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) masih akan
              berlangsung  sel)agai  dampak  dari  kebijakan  berbagai  perusahaan  untuk  menutup  sejumlah
              layanan mereka dan memperkuat bisnis inti.




                                                           17
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23