Page 17 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 22 OKTOBER 2020
P. 17
Bahkan, selain administrasi ilegal, menurut pengakuan pihak keluarga, saat hendak menjemput
Ruri mereka dimintai Rp 32 juta oleh agen agar jenazah Ruri bisa dipulangkan ke tanah air atau
Rp 9,8 juta untuk pemakaman di Malaysia.
JENAZAH TKW TAK BISA DIPULANGKAN KARENA AGEN MINTA RP 32 JUTA
Ruri Alfath Mujaida (25), seorang pekerja migran Indonesia (PMI) asal Desa Parean Girang,
Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada Senin (19/10/2020) kemarin
meninggal dunia di Malaysia.
Ruri meninggal karena penyakit TBC dideritanya saat menjadi tenaga kerja wanita di luar negeri.
Kini jenazah Ruri tidak bisa dimakamkan di tanah air karena masalah administrasi ilegal yang
dibuat agen penyalur TKI.
Bahkan, selain administrasi ilegal, menurut pengakuan pihak keluarga, saat hendak menjemput
Ruri mereka dimintai Rp 32 juta oleh agen agar jenazah Ruri bisa dipulangkan ke tanah air atau
Rp 9,8 juta untuk pemakaman di Malaysia.
"Kalau jenazahnya dikuburnya di sana diminta uang sekitar Rp 9,8 juta. Kalau dikuburnya di sini
diminta Rp 32 juta," kata Juju Juhairiyah (41), kakak Ruri Alfath Mujaida, saat memberikan
keterangan di rumahnya di Desa Parean Girang, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten
Indramayu, Rabu (21/10/2020).
Juju mengungkapkan, ia terakhir berkomunikasi dengan ibu dua anak tersebut pada September
lalu.
Dari komunikasi melalui telepon seluler tersebut, Ruri meminta pulang karena penyakit TBC yang
dideritanya sudah parah.
"Saat saya video call, Ruri ingin saja cepat pulang. Dia kondisinya kurus dan sakit hampir lima
bulanan.
Ia saat itu tak bisa jalan dan hanya berbaring saja. Dia sempat disiksa tapi di majikan yang
pertama," kata Juju.
Ruri sendiri selama di Malaysia berpindah-pindah kerja dengan majikan yang berbeda. Ia jarang
digaji dan selalu menerima tindak kekerasan dari majikannya hingga akhirnya TKW itu memilih
kabur.
"Ia kabur sebenarnya bersama empat orang temannya. Karena bekerja di situ Ruri bersama
empat temannya. Dan kabur juga Ruri dan teman-teman mengambil kesempatan saat sang
majikan perempuan hamil," kata Juju.
Sementara itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten
Indramayu, Adi Wijaya, mengungkapkan, berdasarkan hasil komunikasi dengan Ruri, perempuan
asal Indramayu tersebut selama sakit dibantu seorang laki-laki warga negara asing.
"Nggak tahu dia temannya atau pacarnya. Saat sakit dia dibantu seorang warga negara asing,"
kata Adi Wijaya, dihubungi melalui sambungan telepon seluler.
Terkait upah Ruri selama menjadi TKW di Malaysia, Adi mengungkapkan korban memang tidak
digaji selama 6 bulan. Ruri sudah 3 bekerja di Malaysia. Ia berangkat menjadi imigran sejak 2017
secara ilegal oleh agen penyalur TKI.
"Jadi dia itu tidak tahu menahu. Agen yg memberangkatkannya," ujar Adi.
16