Page 136 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 136

Melihat  realisasi  program  PEN  di  lapangan  dalam  beberapa  bulan  terakir,  Institute  for
              Development of Economics and Financial (INDEF) memberikan catatannya terkait efektivitas
              PEN.

              Hal ini disampaikan oleh peneliti Indef, Bhima Yudistira, saat dihubungi Kompas.com pada Senin
              (26/10/2020).

              Mengawali  komentarnya,  Bhima  memandang  pemerintah  kurang  tanggap  dalam  menangani
              pandemi yang masuk ke Tanah Air sejak awal Maret 2020, sehingga menyebabkan dampak
              ekonomi yang luas.

              "Pertumbuhan  ekonomi  alami  penurunan  hingga  menyentuh  level  minus  5,32  persen  pada
              kuartal II 2020 akibat terlambatnya penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah," kata
              Bhima.

              "Sementara itu, China yang merupakan negara asal pandemi mencatatkan pertumbuhan positif
              3,2  persen  di  periode  yang  sama.  Vietnam  juga  tumbuh  positif  0,3  persen,  karena  adanya
              respons  cepat  pada  pemutusan  rantai  pandemi,  dengan  lakukan  lockdown  dan  merupakan
              negara pertama yang memutus penerbangan udara dengan China," lanjutnya.

              Terkait  dengan  PEN,  Bhima  menyorot  proses  penyaluran  bantuan  UMKM  melalui  program
              Banpres Produktif justru dinilai tidak efektif.

              "Hal ini karena UMKM sebagian besar adalah sektor unbankable yang sebelum pandemi kurang
              dilayani oleh perbankan. Jadi sebaiknya mekanisme stimulus UMKM lebih melibatkan institusi
              seperti koperasi dan lembaga mikro non -bank lainnya," papar dia.

              Sementara itu, sejak pandemi, menurutnya daya beli masyarakat juga terpantau begitu rendah.

              Selain dikarenakan tidak bisa memiliki banyak kesempatan untuk bergerak, masyarakat juga
              memiliki keterbatasan dana untuk dibelanjakan.

              Rendahnya permintaan ini kemudian menyebabkan munculnya deflasi atau penurunan harga-
              harga barang di pasaran. Bahkan, banyak produsen yang menawarkan harga diskon hanya demi
              menghabiskan stok.

              "Inflasi  terlalu  rendah  karena  tekanan  daya  beli  masyarakat,  deflasi  bahkan  terjadi  dalam
              beberapa bulan. Inflasi yang rendah berakibat pada harga jual barang yang tidak sesuai dengan
              ongkos produksi dari produsen," ujar Bhima.

              "Dalam jangka panjang jika inflasi tetap rendah maka produsen akan alami kerugian bahkan
              terancam berhenti beroperasi," tambah dia.

              Terkait  rendahnya  daya  beli  masyarakat  di  tengah  kesulitan  ekonomi  di  tengah  pandemi,
              pemerintah  menyalurkan  sejumlah  bantuan,  misalnya  bagi  kalangan  pekerja  dengan  gaji  di
              bawah Rp 5 juta.

              Mereka yang memenuhi kriteria akan mendapatkan dana sebesar Rp 2,4 juta, yang disalurkan
              dalam 2 tahap.




                                                          135
   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140   141