Page 139 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 139

"Dengan asumsi, jumlah tenaga kerja hotel dan restoran yang terkena dampak serupa lebih
              besar saat ini. Namun, kami belum mengumpulkan data terbaru terkait dengan hal tersebut.
              Kalau  mau  cepat  pulih  penyerapan  tenaga  kerjanya,  pemanfaatan  anggaran  dari  kegiatan
              pemerintah harus lebih optimal," kata Maulana kepada Bisnis , Senin, 26 Oktober 2020.



              PHRI: 40 PERSEN PEKERJA HOTEL DAN RESTORAN KENA UNPAID LEAVE

              Wakil  Ketua  Umum  Perhimpunan  Hotel  dan  Restoran  Indonesia  (  PHRI  )  Maulana  Yusran,
              mengatakan sebanyak 40 persen tenaga kerja hotel dan restoran terkena unpaid leave atau cuti
              tidak dibayar Juni-Juli 2020 akibat terdampak pandemi Covid-19.

              "Dengan asumsi, jumlah tenaga kerja hotel dan restoran yang terkena dampak serupa lebih
              besar saat ini. Namun, kami belum mengumpulkan data terbaru terkait dengan hal tersebut.
              Kalau  mau  cepat  pulih  penyerapan  tenaga  kerjanya,  pemanfaatan  anggaran  dari  kegiatan
              pemerintah harus lebih optimal," kata Maulana kepada Bisnis , Senin, 26 Oktober 2020.

              Dia melanjutkan tingkat okupansi hotel turun drastis dari single digit menjadi nol pada Mei 2020.
              Tak jauh berbeda, restoran harus terpuruk setelah upaya konversi bisnis dari luring menjadi
              daring  tidak  serta  merta  memulihkan  kondisi.  Badan  Pusat  Statistik  melaporkan  tingkat
              penghunian kamar hotel berbintang pada Agustus 2020 turun 22,37 persen secara tahunan (
              yoy ) dari 53,80 persen menjadi 29,80 persen.

              Adapun,  pelonggaran  Pembatasan  Sosial  Berskala  Besar  (PSBB)  beberapa  bulan  lalu  gagal
              mendongkrak pertumbuhan transaksi sektor hotel dan restoran seiring dengan penurunan harga
              sewa per kamar 20-30 persen dibandingkan dengan kondisi normal. Dengan demikian, kata
              Maulana, daya tahan pelaku usaha sektor perhotelan dan restoran Tanah Air tidak sekuat pada
              periode Mei-Juni lalu. Dengan permintaan yang masih lemah, penyerapan tenaga kerja oleh
              sektor hotel dan restoran pun tidak dapat maksimal.

              Di tengah kondisi tersebut, kata Maulana, pemerintah harus menjadi pemicu untuk menciptakan
              permintaan,  tidak  hanya  hingga  akhir  tahun,  tapi  setidaknya  hingga  kuartal  I  2020  yang
              merupakan  low  season  bagi  pengusaha  hotel  dan  restoran.  Maulana  menjelaskan,  Januari
              hingga Maret merupakan periode low season sehingga efek dari anggaran yang dialokasikan
              khusus untuk baru bisa dirasakan setelah Maret.

              "Itu yang agak mengkhawatirkan. Ini akan menjadi low season yang panjang. Harapannya,
              pemerintah  bisa  melakukan  aktivitasnya  lebih  cepat  sehingga  tidak  membuat  makin  banyak
              perusahaan  yang  gugur  serta  tidak  memperparah  dampak  pandemi  bagi  tenaga  kerjanya,"
              tegasnya.

              Adapun, pelaku usaha perhotelan dan restoran telah menjalankan sejumlah strategi selama
              masa  pandemi.  Sebagai  contoh,  kata  Maulana,  pelaku  usaha  perhotelan  dan  restoran
              memberikan sejumlah paket wisata, seperti paket long stay , work from hotel , sekolah dari
              hotel sambil berlibur, paket staycation , paket wedding , serta paket-paket pertemuan dengan
              menerapkan protokol yang ketat.





                                                          138
   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143   144