Page 157 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 157
Ringkasan
Peran pemerintah sangat diperlukan oleh industri pariwisata dalam memulihkan kondisi
ketenagakerjaan sektor tersebut yang terkena pukulan keras pandemi virus corona (Covid-19).
Menurut Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana
Yusran, periode Juni-Juli 2020 terdapat sebanyak 40 persen tenaga kerja hotel dan restoran
yang terkena unpaid leave akibat terdampak pandemi Covid-19.
DUH! 40 PERSEN PEKERJA HOTEL DAN RESTORAN KENA UNPAID LEAVE
Peran pemerintah sangat diperlukan oleh industri pariwisata dalam memulihkan kondisi
ketenagakerjaan sektor tersebut yang terkena pukulan keras pandemi virus corona (Covid-19).
Menurut Wakil Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana
Yusran, periode Juni-Juli 2020 terdapat sebanyak 40 persen tenaga kerja hotel dan restoran
yang terkena unpaid leave akibat terdampak pandemi Covid-19.
"Dengan asumsi, jumlah tenaga kerja hotel dan restoran yang terkena dampak serupa lebih
besar saat ini. Namun, kami belum mengumpulkan data terbaru terkait dengan hal tersebut.
Kalau mau cepat pulih penyerapan tenaga kerjanya, pemanfaatan anggaran dari kegiatan
pemerintah harus lebih optimal," kata Maulana kepada Bisnis , Senin (26/10/2020).
Dia melanjutkan tingkat okupansi hotel turun drastis dari single digit menjadi nol pada Mei 2020.
Tak jauh berbeda, restoran harus terpuruk setelah upaya konversi bisnis dari luring menjadi
daring tidak serta merta memulihkan kondisi.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik melaporkan tingkat penghunian kamar hotel berbintang
pada Agustus 2020 turun 22,37 persen secara tahunan ( yoy ) dari 53,80 persen menjadi 29,80
persen.
Adapun, pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa bulan lalu gagal
mendongkrak pertumbuhan transaksi sektor hotel dan restoran seiring dengan penurunan harga
sewa per kamar 20-30 persen dibandingkan dengan kondisi normal.
Dengan demikian, kata Maulana, daya tahan pelaku usaha sektor perhotelan dan restoran
Tanah Air tidak sekuat pada periode Mei-Juni lalu. Dengan permintaan yang masih lemah,
penyerapan tenaga kerja oleh sektor hotel dan restoran pun tidak dapat maksimal.
"Contoh, sektor perhotelan hidup tidak hanya dari penjualan kamar. Karyawan hotel bukan
hanya bekerja untuk menyelesaikan urusan kamar, tapi juga fasilitas. Bisa fasilitas di ballroom
, gym , dan macam-macam. Restoran juga begitu. Selama ada WFH akan sulit karena
mengandalkan pergerakan orang. Dengan kondisi seperti ini, tidak semua restoran bisa
bergerak untuk menjalankan bisnisnya," lanjut Maulana.
Di tengah kondisi kahar, kata Maulana, pemerintah harus menjadi pemicu untuk menciptakan
permintaan, tidak hanya hingga akhir tahun, tapi setidaknya hingga kuartal I/2020 yang
merupakan low season bagi pengusaha hotel dan restoran.
156