Page 218 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 218
Hal ini memberikan dampak kepada kinerja BPJamsostek per kuartal III-2020 yang memiliki
kepesertaan 50,4 juta pekerja. Padahal September 2019 ada 53,1 juta pekerja. Sektor paling
terdampak ialah jasa konstruksi.
BANYAK PHK, JUMLAH KEPESERTAAN BPJAMSOSTEK TURUN JADI 50,4 JUTA DI
KUARTAL III-2020
BPJS Ketenagakerjaan atau BPJamsostek mengakui pandemi Covid-19 telah memberikan
dampak pada bidang ketenagakerjaan. Direktur Perencanaan Strategis dan TI BPJamsostek
Sumarjono mengatakan terjadi peningkatan jumlah pengangguran akibat pemutusan hubungan
kerja (PHK).
Hal ini memberikan dampak kepada kinerja BPJamsostek per kuartal III-2020 yang memiliki
kepesertaan 50,4 juta pekerja. Padahal September 2019 ada 53,1 juta pekerja. Sektor paling
terdampak ialah jasa konstruksi.
Lantaran adanya perubahan alokasi pemerintah untuk jasa konstruksi ini lebih dibobotkan pada
penanggulangan Covid-19. Selain itu, penurunan jumlah peserta juga terdampak dari PHK.
"Begitu pula dengan penerimaan iuran yang mencapai 67,25% atau setara Rp 55,58 triliun dari
target periode September 2020. Kalau secara year on year (yoy) ini masih ada peningkatan
5,33% dibandingkan periode sama tahun sebelumnya," ujar Sumarjono pekan lalu.Menurutnya,
total dana yang dikelola sampai dengan September 2020 mencapai Rp 450 triliun. Masih tumbuh
4,6% dibandingkan September 2019 mencapai Rp 430 triliun. Kebanyakan dana tersebut
merupakan dana investasi pada program Jaminan Hari Tua (JHT).
"Kita tau sekarang ada beberapa instrumen yang sedang lesu, misalnya saham. Tetapi kami
bersyukur dana investasi kami lebih banyak menanamkan investasi pada obligasi pemerintah,
itu juga karena ada regulasi yang mengatur. Lebih dari 60% portofolio investasi ada di SBN,"
jelasnya.
Sebagai kepedulian kepada pemberi kerja saat kondisi sulit ini, pemerintah melalui BPJamsostek
memberikan relaksasi iuran program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JKM),
diskonnya 99%. Kemudian penundaan iuran Jaminan Pensiun (JP) sebesar 99%.
"Kemudian kelonggaran batasan untuk pembayaran iuran, yang biasanya pada tanggal 15 pada
bulan berikutnya menjadi 30 pada bulan berikutnya. Ada pula pengenaan denda dikurangi dari
2% menjadi 0,5%," tambahnya.
Lebih lanjut, ia menyebut adanya relaksasi iuran ini ada pengaruh terhadap penerimaan iuran,
tapi BP Jamsostek berpendapat relaksasi ini merupakan langkah yang tepat untuk memberikan
perlindungan kepada peserta.
Ia menegaskan adanya relaksasi iuran dan penurunan kinerja iuran ini BPJamsostek memastikan
manfaat yang diberikan tetap sama sesuai regulasi yang ada.
Editor: Herlina Kartika Dewi.
217