Page 26 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 26
SERIKAT PEKERJA TEMBAKAU MINTA RENCANA KENAIKAN CUKAI ROKOK
DIBATALKAN
Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman Serikat Pekerja Seluruh Indonesia
(FSP RTMM-SPSI) berharap pemerintah membatalkan rencana kenaikan tarif cukai hasil
tembakau pada 2021 mendatang.
"Kami memohon kepada pemerintah agar membatalkan rencana kenaikan Cukai Hasil
Tembakau (CHT) dan Harga Jual Eceran (HJE) pada tahun 2021, karena akan berdampak
langsung kepada pekerja industri hasil tembakau," kata Ketua Umum FSP RTMM-SPSI Sudarto
dalam pernyataan di Jakarta, Senin 26 Oktober 2020.
Di tengah pandemi yang masih terjadi, pemerintah dikabarkan akan menaikkan tarif CHT hingga
dua digit. Pemerintah dikabarkan akan menaikkan tarif CHT di kisaran 13-20 persen. Namun
pemerintah melalui Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pada awal pekan lalu, menyatakan masih
menghitung besaran kenaikan tarif. Pada 2020, pemerintah telah menaikkan tarif CHT sebesar
23 persen.
"Kenaikan cukai tahun 2020 yang mencekik ditambah dengan mewabahnya pandemi COVID-
19, telah membuat kondisi industri hasil tembakau semakin tertekan dan tidak menentu.
Imbasnya adalah pada pekerja, anggota kami yang terlibat dalam sektor industri ini. Penurunan
produksi telah menyebabkan penurunan penghasilan, kesejahteraan dan tentu daya beli
pekerja," ujar Sudarto.
Karena itu, serikat pekerja yang menaungi 148.693 pekerja industri hasil tembakau itu
mendesak pemerintah untuk tidak menaikkan cukai rokok di tahun depan.
"Kami juga berharap pemerintah melindungi industri rokok kretek sebagai industri khas
Indonesia dan padat karya, yang paling rentan terkena program efisiensi di industri hasil
tembakau," kata Sudarto.
Sudarto menuturkan apabila permintaan serikat pekerja tersebut tidak diperhatikan oleh
pemerintah, maka pihaknya akan menggunakan hak mengemukakan pendapat di muka umum
dengan cara unjuk rasa nasional sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
25