Page 346 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 346

BURUH BERENCANA AKSI SERENTAK 2 NOVEMBER

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  mengatakan  buruh  akan
              menggelar  aksi  menolak  UU  Cipta  Kerja  serentak  secara  nasional  pada  2  November  2020
              mendatang. Aksi ini digelar kalau UU Cipta Kerja itu sudah ditandatangani Jokowi.

              "Bilamana  UU  Cipta  Kerja  ditandatangani  presiden  dan  sudah  ada  nomornya,  berdasarkan
              informasi yang berkembang bahwa akan ditandatangani 28 Oktober 2020, KSPI dan beberapa
              serikat buruh akan melakukan aksi serentak nasional untuk menolak UU Cipta Kerja," kata Said
              melalui pesan yang diterima Republika.co.id , Senin (25/10).

              KSPI memperkirakan, presiden akan menandatangani UU Cipta Kerja dan penomorannya paling
              lambat 28 Oktober. Penandatangan itu bertepatan dengan cuti bersama dan libur panjang yang
              juga  berlangsung  hingga  31  Oktober  2020.  Karena  itu,  KSPI,  KSPSI  AGN,  dan  32
              federasi/konfederasi  serikat  buruh  akan  menyerahkan  berkas  judicial  review  ke  Mahkamah
              Konstitusi pada Senin (2/11) pekan depan. Bersamaan dengan penyerahan uji materi itu, ada
              aksi akan melibatkan puluhan ribu buruh dan dipusatkan di Mahkamah Konstitusi dan Istana.


              Pada saat penyerahan berkas judicial itulah, buruh melakukan aksi nasional dengan tuntutan
              agar Mahkamah Konstitusi membatalkan omnibus law UU Cipta Kerja dan meminta Presiden
              untuk mengeluarkan Perpu untuk membatalkan UU Cipta Kerja tersebut.


              "Aksi nasional buruh pada 2 November tersebut dilakukan serempak di 24 propinsi dan 200
              kab/kota yang diikuti ratusan ribu buruh. Sedangkan aksi di Istana dan Mahkamah Konstitusi
              diikuti puluhan ribu buruh," kata Said Iqbal.


              Selain itu, KSPI juga akan melakukan aksi nasional serempak di 24 propinsi pada 9-10 November
              yang diikuti ratusan ribu buruh. Pada aksi ini, buruh akan meminta DPR RI harus melakukan
              pencabutan UU Cipta Kerja melalui proses legislative review sesuai mekanisme UUD 1945 pasal
              20, 21, dan 22A serta UU PPP.

              Selain meminta pencabutan omnibus law UU Cipta Kerja, tuntutan buruh lainnya yaitu meminta
              kenaikan upah minimum 2021 sebesar 8 persen di seluruh Indonesia. Buruh juga akan menolak
              jika tidak ada kenaikan upah minimum 2021. Said Iqbal mengatakan, aksi nasional tersebut
              serempak dilakukan di 24 propinsi dan melibatkan 200 kab/kota, antara lain: Jakarta, Depok,
              Bogor, Tangerang Raya, Serang, Cilegon, Karawang, Bekasi, Purwakarta, Subang, Indramayu,
              Cirebon,  Bandung  Raya,  Cimahi,  Cianjur,  Sukabumi,  Semarang,  Kendal,  Jepara,  Surabaya,
              Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik.

              Selain itu, aksi juga akan dilakukan di Jogja, Banda Aceh, Medan, Deli Serdang, Batam, Bintan,
              Pekanbaru,  Jambi,  Bengkulu,  Lampung,  Makassar,  Gorontalo,  Bitung,  Kendari,  Morowali,
              Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Lombok, Ambon, Papua, dan sebagainya.

              "Aksi  KSPI  dan  serikat  buruh  lainnya  ini  adalah  aksi  anti-kekerasan  'non  violence'.  Aksi  ini
              diselenggarakan secara terukur, terarah dan konstitusional. Aksi tidak boleh anarkistis dan harus
              damai serta tertib," ujarnya menambahkan.





                                                          345
   341   342   343   344   345   346   347   348   349   350   351