Page 359 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 359

RIBUAN BURUH DEMO TOLAK OMNIBUS LAW KE ISTANA 2 NOVEMBER

              Buruh masih mengancam akan menggelar demo besar-besaran lagi jika Presiden Joko Widodo
              ( Jokowi ) menandatangani UU Omnibus Law Cipta Kerja yang sudah disahkan DPR itu. Namun
              rencana aksi akan mundur 1 hari.

              Presiden  Konfederasi  Serikat  Pekerja  Indonesia  (KSPI)  Said  Iqbal  mengatakan,  berdasarkan
              informasi  yang  dia  dapat  UU  Cipta  Kerja  itu  akan  diteken  Jokowi  pada  28  Oktober  2020
              mendatang. Jika itu dilakukan maka KSPI dan beberapa serikat buruh akan melakukan aksi
              serentak nasional untuk menolak UU Cipta Kerja. Aksi demo besar-besaran itu akan dilakukan
              pada Senin, 2 November 2020. Puluhan ribu massa akan dipusatkan di Mahkamah Konstitusi
              dan Istana Negara.

              "Sebelumnya saya mengatakan tanggal 1 November 2020. Ternyata tanggal satu adalah hari
              Minggu, jadi yang benar adalah 2 November, hari Senin," tuturnya dalam keterangan tertulis,
              Senin (26/10/2020).


              KSPI memperkirakan, Presiden akan menandatangani UU Cipta Kerja dan penomorannya paling
              lambat 28 Oktober. Sementara tanggal 29 - 31 Oktober ada libur panjang, sehingga KSPI, KSPSI
              AGN, dan 32 federasi atau konfederasi serikat buruh akan menyerahkan berkas judicial review
              ke Mahkamah Konstitusi pada tanggal 2 November 2020.


              Pada saat penyerahan berkas judicial itulah, buruh melakukan aksi nasional dengan tuntutan
              agar Mahkamah Konstitusi membatalkan omnibus law UU Cipta Kerja dan meminta Jokowi untuk
              mengeluarkan Perpu guna membatalkan UU Cipta Kerja tersebut.


              "Aksi nasional buruh pada 2 November tersebut dilakukan serempak di 24 provinsi dan 200
              kab/kota yang diikuti ratusan ribu buruh. Sedangkan aksi di Istana dan Mahkamah Konstitusi
              diikuti puluhan ribu buruh," kata Said Iqbal.

              Selain itu, KSPI juga akan melakukan aksi nasional serempak di 24 provinsi pada tanggal 9 - 10
              November yang diikuti ratusan ribu buruh. Mereka menuntut DPR harus melakukan pencabutan
              omnibus law UU Cipta Kerja melalui proses legislatif review sesuai mekanisme UUD 1945 pasal
              20, 21, dan 22A serta UU PPP. Selain itu mereka juga akan menyampaikan tuntutan buruh
              lainnya yaitu meminta kenaikan upah minimum  2021 sebesar 8% di seluruh Indonesia dan
              menolak tidak adanya kenaikan upah minimum 2021.

              Said Iqbal mengatakan aksi nasional tersebut serempak dilakukan di 24 provinsi dan melibatkan
              200 kab/kota, antara lain: Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang Raya, Serang, Cilegon, Karawang,
              Bekasi, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Bandung Raya, Cimahi, Cianjur, Sukabumi,
              Semarang, Kendal, Jepara, Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik.

              Selain itu, aksi juga akan dilakukan di Jogja, Banda Aceh, Medan, Deli Serdang, Batam, Bintan,
              Pekanbaru,  Jambi,  Bengkulu,  Lampung,  Makassar,  Gorontalo,  Bitung,  Kendari,  Morowali,
              Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Lombok, Ambon, Papua, dan sebagainya.

              "Aksi  KSPI  dan  serikat  buruh  lainnya  ini  adalah  aksi  anti  kekerasan  'non  violence'.  Aksi  ini
              diselenggarakan secara terukur, terarah dan konstitusional. Aksi tidak boleh anarkis dan harus
              damai serta tertib," tutupnya.


                                                          358
   354   355   356   357   358   359   360   361   362   363   364