Page 363 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 27 OKTOBER 2020
P. 363

AKSI SERENTAK KSPI TOLAK UU CIPTA KERJA DILAKSANAKAN 2 NOVEMBER,
              DIPUSATKAN DI ISTANA DAN MK

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan pihaknya dan
              beberapa serikat buruh akan melakukan aksi serentak nasional untuk menolak UU Cipta Kerja
              bila UU tersebut ditandatangani Presiden Joko Widodo.

              Aksi  penolakan  UU  Cipta  Kerja  di  Jakarta,  kata  Said,  akan  dilaksanakan  Senin  tanggal  2
              November 2020 dan dipusatkan di kawasan Istana serta Mahkamah Konstitusi.

              "Sebelumnya saya mengatakan tanggal 1 November 2020. Ternyata tanggal satu adalah hari
              Minggu, jadi yang benar adalah 2 November, hari Senin," ujar Said, dalam keterangannya, Senin
              (26/10/2020).

              KSPI memperkirakan Presiden akan menandatangani UU Cipta Kerja dan penomorannya paling
              lambat 28 Oktober. Sementara tanggal 29 - 31 Oktober ada libur panjang, sehingga KSPI, KSPSI
              AGN, dan 32 federasi/konfederasi serikat buruh akan menyerahkan berkas judicial review ke
              Mahkamah Konstitusi pada tanggal 2 November 2020.

              Pada saat penyerahan berkas judicial itulah, kata Said, buruh melakukan aksi nasional dengan
              tuntutan agar Mahkamah Konstitusi membatalkan omnibus law UU Cipta Kerja serta meminta
              Presiden untuk mengeluarkan Perpu untuk membatalkan UU Cipta Kerja tersebut.

              "Aksi nasional buruh pada 2 November tersebut dilakukan serempak di 24 propinsi dan 200
              kab/kota yang diikuti ratusan ribu buruh. Sedangkan aksi di Istana dan Mahkamah Konstitusi
              diikuti puluhan ribu buruh," kata Said.

              Selain itu, KSPI juga akan melakukan aksi nasional serempak di 24 propinsi pada tanggal 9 - 10
              November yang diikuti ratusan ribu buruh. Aksi tersebut menuntut DPR RI harus melakukan
              pencabutan omnibus law UU Cipta Kerja melalui proses legislative review sesuai mekanisme
              UUD 1945 pasal 20, 21, dan 22A serta UU PPP.


              Selain  meminta  pencabutan  omnibus  law  UU  Cipta  Kerja  ,  dalam  aksi  pada  tanggal  9-10
              November 2020 juga akan disampaikan tuntutan buruh lainnya yaitu meminta kenaikan upah
              minimum  2021  sebesar  8%  di  seluruh  Indonesia  dan  menolak  tidak  adanya  kenaikan  upah
              minimum 2021.


              Dijelaskan Said Iqbal, aksi nasional tersebut serempak dilakukan di 24 propinsi dan melibatkan
              200 kab/kota, antara lain Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang Raya, Serang, Cilegon, Karawang,
              Bekasi, Purwakarta, Subang, Indramayu, Cirebon, Bandung Raya, Cimahi, Cianjur, Sukabumi,
              Semarang, Kendal, Jepara, Surabaya, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, dan Gresik.


              Selain itu, aksi juga akan dilakukan di Jogja, Banda Aceh, Medan, Deli Serdang, Batam, Bintan,
              Pekanbaru,  Jambi,  Bengkulu,  Lampung,  Makassar,  Gorontalo,  Bitung,  Kendari,  Morowali,
              Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Lombok, Ambon, Papua, dan sebagainya.

              "Aksi  KSPI  dan  serikat  buruh  lainnya  ini  adalah  aksi  anti  kekerasan  'non  violence'.  Aksi  ini
              diselenggarakan secara terukur, terarah dan konstitusional. Aksi tidak boleh anarkis dan harus
              damai serta tertib," pungkasnya.



                                                          362
   358   359   360   361   362   363   364   365   366   367   368