Page 103 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 1 SEPTEMBER 2020
P. 103

Ketiga pasal itu adalah pasal 67, 68, dan 69.

              Dalam pasal ini diatur sanksi bagi pelaku pelanggaran yang menerbitkan, membantu, maupun
              yang memakai ijazah, sertifikat akademik palsu.

              "Dihapusnya pasal sanksi. Di RUU ini tidak mendapat sanksi terhadap pelanggaran persoarangan,
              organisasi atau penyelanggara pendidikan dalam pemberian izin atau sertifikasi kompetensi,"
              ujar Fahmi dalam webinar Fraksi PKS DPR, Senin (31/8/2020).

              "Kalau  UU  sekarang  yang  ada,  pelanggaran  terhadap  pemalsuan  ijazah,  gelar,  sertifikat
              kompetensi dapat sanksi. Dalam RUU ini tidak ada sanksi sama sekali," tambah Fahmi.

              Menurut Fahmi, melalui  RUU Cipta Kerja  ini, pemerintah seolah-olah membiarkan orang lain
              melakukan pengkhianatan terhadap pendidikan.

              Dirinya menilai penghapusan pasal yang mengatur sanksi tersebut bertentangan dengan moral
              akademik.

              "Ini benar-benar tidak bisa diterima. Bagaimana mungkin ada ijazah palsu ada sertifikat palsu
              itu tidak dikenakan sanksi. Berat itu bukan delik hukum, bukan delik pidana," kata Fahmi.

              Menurut Fahmi, saat ini saja ketika ada sanksi, ijazah palsu masih banyak terbit.

              Dirinya menilai ijazah palsu akan banyak bermunculan ketika sanksi dihapus.

              "Apalagi kalau tidak ada sanksi, Saya khawatir negeri kita akan kebanjiran ijazah palsu sertifikat
              palsu," kata Fahmi..












































                                                           102
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108