Page 352 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 352

Untuk  menciptakan  SDM  berdaya  saing  dan  kompeten,  sudah  saatnya  industri  permusikan
              menerapkan  Standar  Kompetensi  Kerja  Nasional  Indonesia  (SKKNI)  guna  memastikan
              ketersediaan  supply  sesuai dengan kebutuhan dunia industri musik terkini.



              MENAKER IDA LUNCURKAN STANDAR KOMPETENSI KERJA SENI MUSIK

              ,  JAKARTA  -  Menteri  Ketenagakerjaan,  Ida  Fauziyah,  menegaskan  pesatnya  perkembangan
              industri permusikan, memerlukan dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dan
              dalam jumlah yang banyak.

              Untuk  menciptakan  SDM  berdaya  saing  dan  kompeten,  sudah  saatnya  industri  permusikan
              menerapkan  Standar  Kompetensi  Kerja  Nasional  Indonesia  (SKKNI)  guna  memastikan
              ketersediaan  supply  sesuai dengan kebutuhan dunia industri musik terkini.
              "SKKNI bidang musik, selain sebagai salah satu tolok ukur penyiapan SDM berdaya saing, juga
              sebagai salah satu bentuk upaya meningkatkan mutu dari permusikan Indonesia," kata Menaker
              Ida usai menyerahkan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di Bidang Seni
              Musik dan skema sertifikasi di Ruang Serbaguna Kemnaker, Jakarta, hari Jumat (14/8/2020).

              Penyerahan  bundling  SKKNI  bidang  musik  dan  skema  sertifikasi  secara  simbolis  diserahkan
              kepada  Sri  Hartini  (perwakilan  Kementerian  Pendidikan  dan  Kebudayaan);  Johny  Maukar
              (perwakilan  pekerja  musik/PAPPRI);  Otto  Sidharta  (perwakilan  tim  perumus    SKKNI    bidang
              musik); dan Mila Rosa (perwakilan dari Lembaga Sertifikasi Profesi).

              Dalam sambutannya, Menaker Ida mengatakan, meski saat ini industri musik menjadi salah satu
              industri  yang  sangat  terdampak  oleh  pandemi  Covid-19  di  seluruh  belahan  dunia,  namun
              pemerintah cukup optimis pemulihan sektor industri musik ini dapat segera dilakukan melalui
              pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi.

              "Pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi akan dapat dilakukan dengan baik, apabila kita
              memiliki standar kompetensi kerja, seperti  SKKNI  yang diserahkan pada hari ini," ujarnya.

              Menaker  Ida  berharap,    SKKNI    di  bidang  seni  musik  yang  telah  diserahkan  dapat
              diimplementasikan,  baik  di  lembaga  diklat,  dalam  pelaksanaan  sertifikasi  kompetensi  bidang
              permusikan, dan pengembangan SDM di bidang permusikan.

              Menaker Ida berpendapat, penciptaan ekosistem dunia permusikan yang kondusif memerlukan
              sinergi dengan sektor kebudayaan, pariwisata, industri kreatif dan pemerintah daerah.

              "Penciptaan ekosistem ini sangat menetukan sustainability industri musik. Ekosistem ini juga
              menjadi bagian dari penciptaan dan perluasan kesempatan kerja," ujarnya.

              Menaker  Ida  mengatakan,  industri  musik  yang kondusif  akan  dapat  membantu  menciptakan
              lahirnya seniman-seniman musik yang kreatif, sehingga dapat melahirkan sumber ekonomi yang
              baru, sekaligus kesempatan kerja.

              Sementara  Dirjen  Binalattas,  Bambang  Satrio  Lelono,  mengatakan,  penyusunan    SKKNI
              melibatkan para pemangku kepentingan di antaranya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
              Kementerian  Riset,  Teknologi  dan  Pendidikan  Tinggi,  UPT  Kebudayaan,  Lembaga  Sertifikasi
              Profesi,  Persatuan  Artis  Penyanyi  Pencipta  Lagu  dan  Pemusik  Republik  Indonesia  (PAPPRI),
              Asosiasi permusikan (pelaku seni musik), akademisi, praktisi musik, dan SMA/SMK.

              "Sebagai tindak lanjut dari  SKKNI  tersebut, maka pada kesempatan ini juga akan diserahkan
              penambahan ruang lingkup skema sertifikasi kepada Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Musik,"
              ujarnya.
                                                           351
   347   348   349   350   351   352   353   354   355   356   357