Page 355 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 18 AGUSTUS 2020
P. 355
positive - Masafumi Ishii (Duta Besar Jepang untuk Indonesia) Sebagian besar pelatihan
berkeinginan untuk bekerja di Jepang sebagai pekerja berketerampilan khusus pada masa
mendatang
positive - Masafumi Ishii (Duta Besar Jepang untuk Indonesia) Ada pekerja berketerampilan
khusus dari berbagai negara dan pekerja Indonesia merupakan pekerja terbanyak kedua setelah
Vietnam
Ringkasan
Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja berketerampilan spesifik ( specified skilled worker
/SSW) ke Jepang, Kementerian Ketenagakerjaan akan melatih 480 Calon Pekerja Migran
Indonesia (CPMI) yang berasal dari seluruh Indonesia.
LATIH BAHASA JEPANG, KEMNAKER TINGKATKAN KOMPETENSI 480 CALON
PEKERJA MIGRAN INDONESIA
JAKARTA - Dalam rangka menyiapkan tenaga kerja berketerampilan spesifik ( specified skilled
worker /SSW) ke Jepang, Kementerian Ketenagakerjaan akan melatih 480 Calon Pekerja Migran
Indonesia (CPMI) yang berasal dari seluruh Indonesia. Selain untuk meningkatkan kompetensi,
pelatihan bahasa Jepang secara daring ( online ) tersebut juga bertujuan meningkatkan
pelindungan kepada pekerja migran, sebagaimana diamanahkan Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2017 tentang Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (UU PPMI).
"Pelatihan Bahasa Jepang yang kita selenggarakan pada siang hari ini, merupakan salah satu
manifiestasi dari kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Jepang melalui MoC (
Memorandum of Cooperation ) yang ditandatangani pada tanggal 25 Juni 2019 lalu," kata
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, saat memberikan sambutan pembukaan pelatihan
bahasa Jepang secara daring bagi CPMI Tahun 2020 di Ruang Serbaguna, Kemnaker, Jakarta,
hari Jumat (14/8/2020).
Menaker Ida mengungkapkan, dalam MoU tersebut, Indonesia diberi target untuk mengirimkan
SSW ke Jepang sebanyak 70 ribu orang untuk jangka waktu 5 tahun ke depan. Mereka
merupakan bagian dari 350 ribu orang tenaga kerja asing yang dibutuhkan Jepang untuk mengisi
14 sektor.
"Selain itu, Kemnaker juga akan mempersiapkan implementasi dari kesepakatan Indonesia Japan
Economic Partnership Agreement (IJEPA), khususnya untuk up-skilling bahasa Jepang," katanya.
Menaker Ida menyadari situasi pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia, termasuk
Indonesia, berdampak pada berbagai sektor, khususnya sektor kesehatan dan ekonomi. Situasi
tersebut turut mempengaruhi proses pelatihan kerja yang biasanya dilaksanakan secara offline
atau tatap muka secara langsung pada suatu tempat yang sama.
"Namun dalam situasi global yang terjadi saat ini harus dilakukan penyesuaian metode dalam
rangka memutus mata rantai penularan COVID 19, yaitu dengan metode dalam jaringan (daring/
online). Kami harapkan pelatihan dengan metode daring dilaksanakan tanpa menghilangkan
substansi dan pencapaian kompetensi yang dibutuhkan," ujar Menaker Ida.
Kepada peserta pelatihan, Menaker Ida berpesan agar mengikuti pelatihan secara serius dan
sungguh-sungguh.
354